NUSANEWS - Badan Relawan Nusantara Aktivis 98 meminta polisi sebagai penegak hukum tidak masuk ke ranah politik ketika menetapkan Buni Yani sebagai tersangka.
"Penetapan tersangka Buni Yani berbau politis. Dalam hal ini polisi sebagai penegak hukum jangan bermain politik," kata Ketua Umum Badan Relawan Nusantara Aktivis 98, Edysa Girsang, kepada Rimanews, hari ini.
Aktivis 98 yang dulu tergabung dalam Forkot dan juga pendiri Front Jakarta, mengatakan kegaduhan yang melanda bangsa ini sebenarnya bukanlah Buni Yani, melainkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Ahok telah menghancurkan sendi-sendi berkebangsaan. Bhineka Tunggal Ika dikoyak-koyak oleh Ahok," ujar Eky.
Protes masyarakat dalam kasus sebenarnya bukan hanya murni tersakiti umat Islam saja. Seluruh rakyat Indonesia menilai Ahok telah memainkan komunikasi yang yang bisa menghancurkan keberagaman rakyat Indonesia.
"Aksi protes terhadap Ahok sebenarnya keluhan masyarakat Indonesia, tapi secara kebetulan saja yang menguak ke atas adalah kelompok-kelompok Islam," tandasnya.
Selain itu, dirinya juga meminta kepada pemerintah saat ini, khususnya Presiden Joko Widodo, untuk tidak melindungi siapa pun yang telah melanggar hukum, apalagi telah memecah belah bangsa dengan pernyataan-pernyataan yang kontroversial.
"Jangan sampai situasi saat ini dimanfaatkan oleh pihak asing, seperti yang dikatakan oleh Panglima TNI," tutup Eky. (rn)
