
NUSANEWS - Jika klaim yang mengatakan akan hadir hingga jutaan orang, dalam aksi 4 November ternyata bukan isapan Jempol, bahkan anak-anak dan wanita juga berkeliling sambil memungut sampahbyang ditiggal pendemo.
Tundra Melliala Pemerhati Sosiologi Jakarta mengatakan, aksi demo yang berlangsung kemarin sungguh diluar dugaan, karena dengan jumlah yg begitu banyak dan juga berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, bisa saling menjaga dan mengatur untuk tertib dan damai.
“Jika membandingkan dengan demo di negara lain, yang mengusung manusia sebanyak ini maka potensi kerusuhan sudah terjadi sejak awal,” ujar Tundra.
Bahkan Tundra mengatakan jika kondisi yang terjadi kemarin memperlihatkan sebuah kemenangan besar dari umat Islam kepada dunia.
“Mereka (dunia) bisa melihat jika selama ini umat Islam selalu diidentikkan dengan kekerasan dan juga dicap sebagai agama teroris, hari itu mereka melihat sebuah Islam yang rahmatan lil alamin,” ujarnya bersyukur.
Terkait dengan keributan pada akhir demo, sesusai sebagian besar pendemo pulang, dikarenakan provokasi dari pihak keamanan yang membubarkan konsentrasi massa dengan cara melempar gas airmata.
“Selain HMI yang menjadi sasaran, juga sebagian anggota TNI juga terkena tembakan gas airmata,” ujar Tundra yang juga ikut dalam aksi Demo Damai II kemarin.
Selain itu menurut Tundra, krisis kepercayaan kepada penegak hukum yang sudah menipis, akibat terkesan menunda pemeriksaan terhadap Ahok juga menjadi alasan aksi menjadi tegang hingga dua kendaraan menjadi sasaran amukan massa.
Bahkan kejadian pada aksi Demo Damai I didepan kantor balaikota DKI Jakarta dan mengahsilkan keributan di sosial media akibat tanaman dan sampah sisa aksi masih berserakan. Namun hal itu tidak terjadi pada aksi Demo Damai II walaupun jumlahnya bertambah yang diperkirakan mencapai hingga jutaan manusia. (pb)