
REFLEKSI KEBANGSAAN PADAMU NEGERI AKU BERBAKTI :
oleh: Pengamat Hukum Nicholay Aprilindo
Bangsa dan Negeri ini kelihatan kuat, namun sesungguhnya sedang rapuh, dikarenakan rongrongan dari dalam negeri dan dari luar negeri yang bertubi-tubi tiada hentinya, rakyat diminta menjaga persatuan dan kesatuan dengan mengedepankan kebhinekaan, namun sesungguhnya kebhinekaan yang mulai di kobarkan, namun kobaran kebhinekaan tsb. disalah gunakan kelompok tertentu utk mengakomodir serta mengakui eksistensi kelompok-kelompok tertentu khususnya kaum komunisme yang mulai bangkit dan bergerilya.
Bendera2 RRC di kibarkan, simbol2 PKI mulai dipakai, adu domba inter dan antar ummat beragama dilakukan secara masif dengan menggunakan issu2 dukungan politik dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, hukum di jungkir balikkan dan direkayasa demi kepentingan politik, yang salah dibenarkan yang benar disalahkan Pemimpin negeri dan penguasa seakan diam tak berdaya, bertekuk lutut di kaki para pemodal asing dan aseng, sikap kritis dan idealisme anak bangsa diberangus dan dianggap sebagai perlawanan dengan stigma "Makar", Pasal-pasal hukum digunakan untuk membungkam idealisme dan sikap kritis anak bangsa. sungguh sangat naif.
Bangsa ini punya pengalaman pahit dalam 350 tahun berada dibawah penjajahan kolonialisme dan imperialisme, bangsa ini berhasil memerdekakan diri sejak 17-8-1945, namun setelah 71 tahun kemerdekaan bangsa ini, kembali dijajah oleh "Neo Kolonialisme dan Neo Imperialisme" dengan modus "Investasi" asing dan aseng, hutang luar negeri sengaja diberikan oleh negara investor untuk mengikat kaki dan tangan anak bangsa sehingga tidak berdaya sampai anak, cucu, cicit menanggung hutang luar negeri dan tidak bisa membayarnya.
Sumber Daya Alam dijadikan sebagai jaminan untuk dikuras "Investor Asing dan Aseng", sampai anak bangsa republik ini tidak berdaulat lagi atas teritorial negeri ini.
Akankah kejadian demi kejadian kelam sejak kemerdekaan Republik ini berulang dan berulang lagi sampai republik ini terpecah belah seperti Yugoslavia maupun seperti Uni Soviet ? Republik ini sesungguhnya sedang dalam rancangan terpecah belah oleh "Neo Kolonialisme dan Neo Imperialisme", bahkan oleh "Neo Komunisme", namun sebahagian anak negeri putra pertiwi asik dalam permainan asing dan aseng, terbuai di zona aman dan nyaman, acuh ta acuh serta tidak peduli, dan rela "Roh" nya dibeli dengan segepok uang "Dollar maupun Yuan", menjadi "Hamba Uang", serta tega menjual negara ini beserta Sumber Daya Alamnya kepada "Asing dan Aseng" demi kenikmatan sesaat dan sesat mereka, sementara sebahagian lagi anak negeri putra-putri pertiwi lainnya berusaha keras, berjuang dengan segala daya upaya untuk mempertahankan eksistensi bangsa dan republik ini sebagai negara merdeka dan berdaulat yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan pada kondisi-kondisi tersebut, saya terpanggil sebagai seorang putra pertiwi yang pernah ditempa dalam pendidikan Lemhannas RI.
Saya mengajak semua putra-putri pertiwi, mari kita bangkit untuk mempertahankan kemerdekaan serta kedaulatan NKRI, mari kita sumbangkan tenaga, pikiran-pikiran kritis serta idealisme kita didalam semua bidang tugas dan pekerjaan kita dimanapun kita bertugas dan bekerja dengan segala kesadaran kebangsaan kita, karena tanpa kesadaran kebangsaan maka kita akan tetap menjadi bangsa yang terjajah dan dijajah.
Dan Kemerdekaan kita sebagai bangsa dan negara hanya tinggal menjadi kenangan. Semoga kita cepat sadar dan bangkit untuk membela negara dan bangsa kita, demi NKRI yang berdasarkan Ideologi Negara Pancasila, Konstitusi Negara UUD 1945, serta demi tetap tegak berkibarnya "Sang Merah Putih" diseluruh kedaulatan teritorial NKRI. !!!
Penulis: (Nicholay Aprilindo/Alumnus LEMHANNAS RI.- 2011)