NUSANEWS - Buntut diamankannya sejumlah simpatisan ormas FPI Bogor, oleh kepolisian, muncul petisi yang meminta Mabes Polri mencopot Kapolda Jawa Barat (Jabar) Inspektur Jenderal Anton Charliyan.
Pasalnya, Anton dianggap pihak bertanggung jawab atas terjadinya kericuhan antara FPI LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI).
Khususnya, saat agenda pemeriksaan saksi kasus dugaan penghinaan Pancasila terhadap Imam Besar FPI, Habib Muhammad Rizieq Shihab di Mapolda Jabar, beberapa hari lalu.
"Ya silakan (bikin petisi). Itu wujud ketidakpuasan, wujud pendapat. Boleh-boleh saja menyampaikan hal tersebut," tutur Karo Penmas Div Humas Polri, Brigadir Jenderal Rikwanto di silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (14/1).
Saat ini, polisi masih menelusuri kronologis terjadinya insiden perusakan dan pembakaran di markas GMBK, Ciampea, Bogor, Jumat (13/1).
Bahkan, kata Rikwanto, jajarannya di Polres Bogor, telah melakukan upaya silaturahim dengan pihak terkait setelah kejadian. Kapolres Bogor juga berkoordinasi dengan musyawarah pimpinan daerah (Muspida) dan tokoh-tokoh. Supaya disikapi dengan baik dan bijaksana.
Saat ini masih berjalan pemeriksaannya. Dari Polda Jabar maupun Polres Bogor, juga melakukan upaya supaya tidak terjadi ketegangan kembali. Polri juga melakukan investigasi terkait hal-hal yang terjadi di Jabar.
"Totalnya, ada 20 orang simpatisan yang diamankan petugas, termasuk 5 orang anak di bawah umur, imbas aksi pembakaran tersebut," ujar Rikwanto.
Diduga, aksi balas dendam oleh simpatisan FPI itu, karena mereka tidak terima saat salah satu anggotanya dikeroyok massa GMBI, Kamis (12/1).
Tepatnya saat mereka tengah mengawal pemeriksaan imam besar FPI Habib Rizieq, terkait dugaan penghinaan Pancaila di Mapolda Jabar. (rmol)