
IDNUSA, JAKARTA - Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya, Romahurmuziy (Romi), telah secara resmi dipecat dari kepengurusan PPP Muktamar Jakarta yang dipimpin Djan Faridz.
Keputusan tersebut akhirnya ditanggapi Romi. Romi mengatakan bahwa sebaiknya Djan belajar membaca Alquran saja ketimbang melakukan pemecatan-pemecatan yang 'sembarangan'.
"Daripada mecat-mecat yang hanya menunjukkan ketidakmampuan memimpin, lebih baik Pak Djan belajar membaca Alquran dengan baik. Itu berpahala," kata Romi, Senin (27/3/2017), seperti dilansir Detikcom.
Romi juga menyayangkan sikap Djan yang dianggapnya terus-terusan mengklaim diri sebagai ketua umum. Menurutnya, Djan kurang paham cara berorganisasi. Selain membaca Alquran, Romi juga menyarankan Djan untuk belajar administrasi negara terlebih dahulu.
"Belajar dulu hukum administrasi negara sebelum terus-terusan mengklaim diri sebagai ketum," kata Romi lagi.
Sebelumnya, terkait pemecatan Romi, PPP kubu Djan Faridz telah melakukan rapat bersama pada Kamis (23/3) lalu. Djan menilai langkah Romahurmuziy (Romi) tidak sejalan dengan AD/ART partai. Pemecatan tersebut pada kenyataannya tidak dianggap serius oleh kubu Romi, seperti diungkapkan Ketua Departemen Pemuda PPP, Ali Tanjung. Dikatakan Ali, tindakan Djan tersebut hanya menjadi bahan tertawaan kader PPP lainnya.
"Bagi kami, mau seribu kali dipecat tidak berefek. Anggap saja seperti pepatah ankong menggonggong kafilah tetap berlalu. Kita hanya tertawa dan menganggap ini lucu," tutur Ali, melalui pesan singkat, Jumat (24/3).
Ia pun menegaskan, kader PPP di seluruh Indonesia alan tetap solid dan di bawah koordinasi pengurus hasil Muktamar Pondok Gede. (jn)