logo
×

Sabtu, 08 April 2017

Dipanggil 'Nurul Qomar' dan Ahok Juga Dikasih Gelar 'Sunan' oleh GP Ansor Karena Tolak Namanya Buat Masjid

Dipanggil 'Nurul Qomar' dan Ahok Juga Dikasih Gelar 'Sunan' oleh GP Ansor Karena Tolak Namanya Buat Masjid
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama saat menghadiri silaturahmi di Kantor GP Ansor, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

IDNUSA, JAKARTA - Calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pasangan nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menyambangi Kantor Gerakan Pemuda Ansor, di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

Dalam pertemuan tersebut, Ahok dan Djarot disambut oleh Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dan anggota Barisan Ansor Serba Guna (Banser).

Sebelum menyampaikan sambutan, Yaqut sempat memanggil Ahok dengan bahasa arab.

Yaqut memanggil Ahok dengan panggilan 'Nurul Qomar'.

Masjid Raya Jakarta di Jalan Daan Mogot (Warta Kota/Alex Suban)

"Selamat datang Pak Basuki Nurul Qomar," kata Yaqut seperti dikutip dari Kompas.com.

Nurul Qomar merupakan bahasa arab yang memiliki arti cahaya purnama.

Karena Sepak Terjangnya, Ahok Diberi Gelar Sunan Oleh GP Ansor

Ahok ternyata mengetahui maksud dari panggilan Yaqut tersebut dan membalas panggilan Yaqut.

"Nurul Qomar-nya saja yang bahasa Arab. Basuki-nya enggak," balas Ahok.

Yaqut juga menyapa Djarot dan mengungkapkan bahwa GP Ansor sudah mencari tahu rekam jejak Djarot ketika menjabat sebagai Wali Kota Blitar.

"Di Blitar sana beliau sahabat karib rois Suriah kita. Maka kalau kita jatuh cinta kepada Pak Djarot itu hal biasa," ujar Yaqut.

Ingin Teguhkan Pancasila

Dalam pertemuan tersebut, Ahok memberikan pesan kepada GP Ansor melalui tulisan tangannya di piagam yang disediakan oleh penyelenggara acara.

"Tetap pertahankan Islam yang rahmatan lil alamin dan wujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat karena pemerintahan yang bijak sesuai Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika," tulis Ahok dalam piagam yang tercantum tanggal 10 Rajab 1438 H atau 7 April 2017 tersebut.

"Kami juga berjuang untuk mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT bahwa Indonesia dikaruniai berbagai macam keragaman, pluraritas sehingga dengan sangat bijak oleh para nenek moyang kami dibuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Ada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Itu semua yg menyatukan NKRI dan kemudian kerumuskan dalam UUD 45," ungkap Djarot.

Ahok Menolak

Ahok mengungkapkan bahwa ia pernah menolak, jika namaya dijadikan nama sebuah masjid raya di Jakarta.

Hal itu disampaikan oleh Ahok ketika datang ke Kantor GP Ansor di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Karena Sepak Terjangnya, Ahok Diberi Gelar Sunan Oleh GP Ansor

"Ada pejabat di DKI yang usul nama saya, 'bagaimana masjid raya Daan Mogot dikasih nama Nurul Qomar. Supaya orang tahu Bapak yang bikin'," ujar Ahok, di Kantor GP Ansor, Jumat (7/4/2017) seperti dikutip dari Kompas.com.

Namun Ahok lebih memilih nama KH Hasyim Asyari untuk masjid tersebut.

Nama KH Hasyim Asyari dinilai Ahok menjadi representasi Islam Rahmatan Lil Alamin.

Terlebih lokasi masjid yang dekat kawasan Jalan Hasyim Asyari.

Hasyim Asyari juga merupakan tokoh pahlawan nasional dan pendiri dari Nahdlatul Ulama.

Hasyim Asyari juga dikenal sebagai ayah dari pahlawan nasional Wahid Hasyim dan kakek dari mantan presiden Indonesia ke empat, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

"Saya bilang enggak boleh (pakai nama Nurul Qomar), kami kan mau tegakkan Islam Rahmatan lil alamin. Jadi pakai KH Hasyim Asyari," ujar Ahok.

Dikutip dari Kompas.com, inisiatif pembangunan masjid itu muncul pada saat kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Tepatnya saat Idul Adha tahun 2012, Jokowi baru mengetahui jika Jakarta tidak memiliki masjid raya.

Terkait Ahok, Ade Irawan: Kadang Aku Malu Bersimpuh di Sajadah

Proyek pembangunan masjid raya itu akhirnya terealisasi pada 20 Juni 2013.

Masjid tersebut rencananya akan diresmikan oleh Presiden Jokowi dan Ahok, 16 April 2017 nanti.

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah (Sekda), Saefullah kepada Kompas.com.

"Peresmian masjid raya tanggal 16 April. Sudah fixed sama Pak Jokowi yang resmikan," kata Saefullah, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (3/4/2017) seperti dikutip dari Kompas.com. (tn)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: