logo
×

Rabu, 05 April 2017

Dukun Cabul! Modus Sembuhkan Penyakit, Perkosa Cewek 17 Tahun Hingga Depresi

Dukun Cabul! Modus Sembuhkan Penyakit, Perkosa Cewek 17 Tahun Hingga Depresi

IDNUSA,MADINA - Tragis sekali nasib N, cewek 17 tahun ini diperkosa seorang dukun cabul di Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ia menjadi korban nafsu pelaku setelah diperdaya dengan ramalan akan mengalami penyakit.

M, ayah korban bercerita kepada awak Metro Tabagsel (grup pojoksumut), kemarin. Pada tiga bulan lalu, istrinya mengalami sakit seperti stroke. Kemudian, pelaku berinisial HM (35), warga yang sama menawarkan terapi penyembuhan. M yang sangat mendambakan kesembuhan istrinya menyambut tawaran pelaku.

“Memang seperti ada sedikit kesembuhan pada istri saya setelah diobatinya itu. Dibaca-bacanya, diberikan ramuan,” katanya membuka kronologi.

Namun, beberapa pekan terakhir, gejala penyakit yang sama muncul kembali. Lalu, M dan istrinya pada Minggu (26/3/2017) pekan lalu, kembali berkunjung ke rumah HM.

HM kemudian mencoba lagi terapi yang biasa dilakukannya, dengan bacaan dan bertingkah seperti kesurupan. Kemudian, HM menyarankan M dan istrinya membawa N, anak pertama mereka ke rumah pelaku.

“Dia kayak kesurupan. Ada katanya ompungnya yang masuk ke tubuh dia itu. Saya pun bodoh karena terlena keinginan istri sembuh. Kalau sudah dimasuki ompungnya itu, dia pasti berbahasa Indonesia. Setelah sadar waktu itu, dia bilang ini seperti penyakit keturunan, termakan sumpah ayah istri saya,” beber lelaki seharinya bertani itu.

Setelah N didatangkan ke rumah HM, ia memijat induk jari kaki korban (N,red) hingga menjerit. Jeritan ini merupakan tanda sakit menurut pelaku, sekaligus tanda adanya penyakit yang sama dengan istrinya.

HM kemudian memberikan pada istri M dan N, masing-masing satu butir telur. Setelah dibacakan sesuatu, telur yang semula berada di tangan mereka dipecah. Telur yang berada pada tangan istri M terdapat tiga jarum. Sedangkan telur yang ada pada N, kosong.

“Kamu lagi datang bulan ya? Katanya pada boru saya. Ia betul, jawabnya. Itu memang karena sedang datang bulan itu, sementara jarum yang ada di telur itu ditusukkan ke pohon pisang, itu perintahnya saat itu,” tambah ayah tiga anak itu.

Usai meramal adanya penyakit turunan tersebut, HM kemudian meminta dua bantal untuk diletakkan di bagian kamar tamu rumahnya. M dan istri disuruh ke luar rumah, dan saat itu pelaku dengan berlagak kesurupan kemudian menyarankan agar N meminta nomor telepon selular pelaku.

Benar saja, tak lama dari itu N meminta nomor telepon selular pelaku. Pelaku pun berjanji akan memberikan obat penyembuh penyakit yang dialami korban.

Besoknya, Senin (27/3/2017). Usai pulang sekolah, korban menghubungi HM untuk menanyakan obat yang dijanjikan sebelumnya. Lalu, N disuruh menjemput sendiri ke rumah HM. Setelah N tiba di sana, terjadilah tindakan pemerkosaan itu. N juga diancam bakalan gila dan penyakitnya semakin ganas.

“Di rumah anakku ini menangis terus, waktu sholat juga. Kemudian saya tanyakan apa yang terjadi? Begitulah diceritakannya hingga saya berencana melaporkan HM ke Polres Madina besoknya, atau Selasa (28/3/2017). Tapi, Senin malamnya, dia (HM) malah datang ke rumah kami,” sebut M.

M yang emosi karena putri sulungnya mendapat kekerasan seksual, menghantam pelaku. Hingga akhirnya dilerai warga dan keluarganya. Padahal, menurut M, HM selama ini sudah dianggapnya sebagai saudara.

Kini, pelaku telah diamankan Satreskrim Polres Madina. Menurut Kasat Reskrim, AKP Hendro Sutarno, pelaku diamankan Senin (3/4/2017) malam di Jalinsum Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan. Hal itu sesuai dengan Laporan Polisi : LP/39/III/2017/SU/Res MD, tanggal 28 Maret 2017.

“Diduga melakukan perbuatan tindak pidana melakukan persetubuhan terhadap anak dan melakukan perbuatan cabul terhadap anak. Melanggar Pasal 82 UU RI No. 35 Tahun 2014 Tentang perubahan atas UU RI no. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak,” terangnya dari pesan singkat.

Sedangkan korban saat ini, menurut keluarga masih depresi dan sering melamun. Dikatakan mereka, korban yang berprestasi di sekolah itu bahkan tak bisa ditinggalkan. Sebab sering menangis sendiri. “Kami suruh terus berdzikir, berdzikir. Saya tak bisa meninggalkan dia. Dia harapan saya, anaknya pintar,” tandas M menyesali semua yang telah terjadi pada anaknya itu. (ps)
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: