
IDNUSA, JAKARTA - Peresmian Masjid Raya Daan Mogot yang ngotot dilakukan pada 16 April 2017 merupakan bagian dari politisasi agama demi mendongkrak suara pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Syaiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta putaran kedua.
Penegasan itu disampaikan pengamat politik Sahirul Alem kepada intelijen (13/04). "Diresmikan Jokowi dan dihadiri Ahok-Djarot. Pesannya, bahwa Ahok-Djarot telah membangun masjid, padahal bukan Ahok," tegas Alem.
Menurut Alem, Ahok-Djarot masih butuh suara dari kalangan Islam, terutama limpahan dari pendukung Agus Harimurti Yudhoyono. "Untuk meraih suara, peresmian Masjid Raya Daan Mogot dipercepat, dan mendapat sorotan berbagai media," papar Alem.
Alem menilai, kehadiran Ahok-Djarot pada peresmian masjid tersebut diselimuti motif kampanye, apalagi waktu peresmiannya di hari tenang, tiga hari sebelum hari pencoblosan.
Kata Alem, berdasar perundang-undangan Pemerintahan Daerah tidak ada larangan bagi Ahok-Djarot untuk menghadiri sebuah seremoni peresmian oleh Presiden di wilayah kerjanya. "Tetapi momentumnya yang direncanakan tiga hari sebelum hari pencoblosan itu menimbulkan pertanyaan publik," jelas Alem.
Terkait politisasi agama itu, Alem meminta peresmian masjid Daan Mogot sebaiknya ditunda setelah hari pencoblosan, yaitu setelah tanggal 19 April agar tidak menimbulkan masalah di masa tenang. "Mirip seperti motif penundaan pembacaan dakwaan dalam perkara penistaan agama yang memungkinkan menimbulkan resistensi publik sehingga perlu ditunda," pungkas Alem.
Masjid Raya Daan Mogot atau Masjid Raya KH Hasyim Ashari ini diklaim sebagai kerja nyata Ahok-Djarot. Bahkan ikut menjadi bahan kampanye Ahok-Djarot dalam meraup suara pemilih Muslim.
Namun begitu, peneliti senior dari Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi Harahap memastikan bahwa klaim pembangunan masjid adalah kinerja Ahok-Djarot adalah klaim palsu.
"Pembangunan masjid ini dimulai saat Jokowi sebagai gubernur. Prakarsa pembangunan masjid disetujui DPRD tahun 2012. Mulai dikerjakan Gubernur Jokowi tahun 2013. Jokowi meletakkan batu pertama pembangunan massjid yang dinamai Masjid Raya KH Hasyim Asyari, seorang pendiri NU," beber Muchtar seperti dikutip rmol (09/04). (it)