
NUSANEWS, PEKANBARU - Kaburnya ratusan narapidana (napi) di Lapas Sialang Bungkuk, Pekanbaru, Riau, Jumat siang kemarin disebabkan sejumlah faktor, mulai dari tidak seimbangnya jumlah tahanan yang ada dengan kapasitas lapas hingga kurangnya pegawai. Akibatnya sejumlah pelayanan di Lapas menjadi terhambat dan kerap dikeluhkan para narapidana (napi).
Bahkan menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan, I Wayan K Dusak banyak napi yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pegawai lapas. Meski demikian, Dusak menilai sebelumnya belum pernah terjadi bentrokan.
"Dengan petugas juga nggak ada. Hanya perlakuan tidak nyaman yang dilakukan petugas," kata Dusak di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jalan Veteran No.11, Jakarta Pusat, Jumat (5/5).
Para napi, lanjut Dusak juga meminta agar kepala lapas diganti. Namun menurut Dusak, bukan kepala lapas yang diganti melainkan kepala keamanan lapas.
"Ya itu tadi karena kelebihan itu. Makanya kita akan mengevaluasi mereka. Itu juga kemungkinan itu kita akan lakukan tindakan. Yang saya tau mereka minta kepala keamanan (diganti). Karena kepala keamanan itu kan dia bertanggung jawab, supaya menjadi tertib kan dia akan berusaha menertibkan itu, nah orang ditertibkan pasti tidak suka," jelasnya.
Minimnya jumlah pegawai lapas telah ia sampaikan dengan meminta tambahan pegawai ke pemerintah daerah maupun instansi lain.
"Kenapa tidak ditambah, kita sudah usaha minta tambahan pegawai dari instansi lain. Kalo ada (tambahan pegawai) dari pemda kita juga terima," imbuh Dusak.
Ia pun mengatakan pihak lapas kerap melakukan evaluasi. Salah satunya saat kaburnya ratusan napi, dimana pihak lapas sedang melakukan evaluasi kinerja.
"Kita di setiap kantor wilayah itu kan puunya namanya kepala divisi yang melakukan pengawasan itu, kebetulan hari ini (Jumat saat kaburnya napi) tuh kita mengumpulkan kepala divisi untuk mengevaluasi kinerja mereka selama triwulan pertama," ungkap Dusak.
Ketika ditanya apakah evaluasi-evaluasi sebelumnya tidak dijalankan pihak lapas, Dusak membenarkan. Untuk itu dirinya akan mengevaluasi kinerja kepala lapas.
"Tim saya lagi kesana, dugaan saya, kemarin ini (evaluasi) tidak dilakukan, nanti kita ambil tindakan dong, berarti kepala rutan nggak bisa kerja," pungkasnya.
Diketahui kerusuhan yang terjadi Jumat siang ini mengakibatkan sedikitnya 200 orang tahanan kabur. Kejadian bermula jelang salat Jumat sekitar pukul 11.00 WIB dimana para napi mencoba membuka paksa pintu lapas. Dari data terakhir, sebanyak 146 napi telah berhasil ditangkap dan dikembalikan ke dalam Lapas Sialang Bungkuk. (ar)