NUSANEWS, JAKARTA - Ketua DPP Partai Golkar Indra Bambang Utoyo menilai pasca vonis sidang kasus penistaan agama, ada pihak yang sengaja memperuncing hubungan kelompok pro dan kontra Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Ini dilakukan dengan menjalankan proxy war. Kelompok ini juga dinilai ikut menunggangi massa demo pro Ahok.
"Ini pendapat saya pribadi, kedua belah pihak yang sekarang terlihat bermusuhan pro Ahok dan anti Ahok, rasanya terkena virus proxy war," katanya kepada INILAHCOM, Minggu (14/5/2017).
Ia menjelaskan hanya ada dua negara di dunia yang paling mampu menjalankan proxy war di negara lain. mereka adalah Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat China (RRC).
"Ngga jauh-jauhlah. Dunia ini (termasuk Indonesia) adalah ajang perebutan dua negara besar, AS dan RRC. Keduanya mempunyai badan intelijen yang besar, kuat dan lengkap. Yang bisa melakukan perang tersebut ya badan-badan intelijen dua negara itu," ulasnya.
Diketahui, pasca kekalahan di Pilgub DKI dan vonis 2 tahun penjara dalam kasus penistaan Agama, kini Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sedang mendapatkan anugerah politik yang luar biasa. Mungkin dia sendiri tidak menyangka akan terjadi seperti ini.
Hari-hari ini di berbagai kota di Indonesia para pendukungnya (Ahoker) turun ke jalan sambil penuntut pembebasan diri sang ketua.
Tak hanya di berbagai kota di Indonesia, fenomena tersebut juga terjadi di beberapa negara. Di Australia aksi mendukung Ahok berlangsung di Sydney, Canberra, Perth, Melbourne dan Adelaide. Di Washington DC dan San Fransisco, AS, juga berlangsung aksi serupa.
Masyarakat Indonesia di Kanada juga menggelar aksi serupa. Tak ketinggalan di beberapa kota di Belanda, juga Seoul (Korea Selatan) dan Taipei (Taiwan).
Kini, Ahok tidak hanya mendulang ketenaran hingga ke luar negeri, tetapi telah mendapatkan anugerah politik tertinggi, yakni fanatisme. Begitu cepat, dan sangat luar biasa.
Tapi belakangan hal-hal yang dianggap aneh mulai terxium. Diantaranya, apa yang dilakukan oleh para Ahoker di depan Rutan Cipinang dan kemudian pindah ke depan Markas Komando (Mako) Brimob di Kelapa Dua, Depok.
Mereka melakukan unjuk rasa yang menabrak semua aturan. Dari pagi sampai tengah malam. Dan, itu semua dibiarkan oleh aparat kepolisian. Bahkan, seorang Ahoker melakukan orasi yang mengecam rezim Jokowi lebih buruk dari rezim SBY.
Spekulasi pun muncul. Hal ini tidak dilakukan oleh para Ahoker murni. Ini pun dikaitkan dengan siapa yang meretas situs Tempo, siapa yang meng-hack situs pendaftaran SBMPTN 2017, siapa yang mengirim ribuan bunga dan balon ke Balai Kota DKI. Semua itu dianggap bukan dilakukan oleh para Ahoker murni.
Aksi ini diduga dilakukan kelompok-kelompok yang sedang memanfaatkan Ahoker untuk tujuan yang lebih besar. Salah satunya untuk mengadudomba Jokowi dan Ahok. Pasalnya lewat aksi ini terkesan telah terjadi pecah kongsi antara Jokowi dan Ahok. (il)