
Nusanews.com - Kabar duka datang dari dunia tinju. Legenda tinju dunia, Muhammad Ali meninggal dunia pada usia 74 tahun. Sebelum meninggal, Muhammad Ali sempat dirawat di Rumah Sakit Phoenix, Arizona, Amerika Serikat (AS).
Ali dibawa ke rumah sakit karena mengalami masalah pernafasan, demikian dikatakan seorang juru bicara keluarga pada Kamis waktu setempat.
Kabar duka tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara keluarga Muhammad Ali, Bob Gunnell. Gunnell menyatakan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung Muhammad Ali selama ini.
“Keluarga Ali mengucapkan terima kasih kepada dukungan dan doa. Mereka juga meminta untuk tidak diganggu saat ini,” tutur Gunnell, seperti dikutip dari Daily Telegraph, Sabtu (4/6/2016).
Pemakaman sang legenda tinju dunia akan digelar di kampung halamannya di Louisville, Kentucky, AS. Ali memang telah lama berjuang melawan penyakit Parkinson yang menggerogotinya lebih dari tiga dekade.
Sebelumnya, pihak medis menyatakan bahwa penyakit Parkinson yang menderanya adalah akibat banyaknya pukulan yang diterimanya. Selain menderita parkinson, Ali juga memiliki riwayat penyakit gangguan pernapasan.
Si Mulut Besar
Muhammad Ali adalah legenda. Saat ini nama besar Muhammad Ali tetap akrab didengar di seluruh dunIa. Dia memang petinju yang berhasil menjadi yang terbaik di bumi, namun sikapnya, menunjukan bahwa dia bukanlah petinju kebanyakan yang hanya biasa-biasa saja.
Dia adalah petinju yang menginspirasi. Cara dia memandang dirinya sendiri dan dunia telah menjadi rujukan bagi para motivator kelas dunia untuk membangkitkan passion kepemimpinan maupun pengembangan diri para muda-mudi dalam mengarungi kehidupannya.
Apakah yang dilakukan oleh Muhammad Ali? Sepintas terlihat bahwa apa yang dilakukan oleh Muhammad Ali adalah hal yang biasa saja, sama seperti petinju kebanyakan. Ia berlatih, Ia melompat, Ia berkuda-kuda, Ia melancarkan psy-war pada lawan tandingnya, Ia menghindari pukulan, Ia memukul jatuh lawan-lawannya, yang mana itu semua dilakukan juga oleh petinju lainnya.
Lalu apa yang membuat Ali begitu luar bIasa, fenomenal dan inspiratif? Tentu saja karena Muhammad Ali memiliki mekanisme motivasi yang sangat baik, yang kemudian, mempengaruhi seluruh tubuhnya dengan sangat dahsyat untuk selalu melakukan hal-hal terbaik.
Ali selalu mensugesti positif dirinya sendiri, sekalipun ketika Ia akan memulai pertandingan tinjunya. Melompat-lompat ketika akan memulai pertandingan adalah caranya berekspresi lalu memotivasi diri melalui berterIak. “Im The King.... I do My best.... Im The King.... Im greatest in the world....”. Nyaris hampir di setiap pertandingan Muhammad Ali melompat dan berteriak, tak ayal dijuluki Si Mulut Besar.
Muhammad Ali berteriak lantang bukan untuk menyombongkan diri, namun Ia berteriak untuk berbicara pada dirinya sendiri, Ia berteriak untuk memotivasi dirinya sendiri, Ia berteriak untuk membangkitkan potensi terbaiknya. Ia berteriak sehingga semangat untuk melakukan hal terbaik merasuki alam bawah sadarnya sehingga semua gerak langkahnya dalam bertinju sudah terotomatisasi untuk melakukan hal-hal terbaik yang bisa Ia lakukan. (ht)