NUSANEWS, JAKARTA - Karir Tito Karnavian di Polri memang terbilang cukup cepat. Dilantik Presiden Jokowi pada 16 Juli 2016, Tito saat itu masih berusia 51 tahun.
Saat itu, Tito melewati sejumlah jendral bintang tiga di atasnya yang tidak lain adalah seniornya.
Diantaranya Irwasum Komjen Dwi Prayitno (angkatan 1982), Wakapolri Komjen Budi Gunawan (angkatan 1983), Kepala BNN Komjen Budi Waseso (angkatan 1984).
Selain itu ada Kabaharkam Komjen Putu Eko Bayuseno (angkatan 1984) dan Komjen Suhardi Alius (angkatan 1985) yang juga dilewatinya.
Prestasi Tito sendiri mulai mengkilap saat dirinya sukses memimpin Tim Korba (Polda Metro Jaya) yang berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra Presiden Soeharto, pada 2001.
Saat itu, Tommy ditangkap dalam kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiudin.
Selanjutnya, Tito juga menunjukkan prestasi mengkilap kala memimpin Densus 88 Anti Teror Polda Metro Jaya tahun 2005.
Kala itu, Tito berhasil menangkap teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur.
Prestasi berlanjut ketika Tito memimpin operasi antiteror di Poso, Sulawesi Tengah, hingga menumpas jaringan teroris Noordin M Top tahun 2009.
Karir Tito sebagai kepala kepolisian akhirnya dimulai saat ia menjadi Kapolda Metro Jaya dan berhasil melumpuhkan serangan bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.Serangan bom di siang bolong yang diawali dengan serangan di Starbucks Cafe itu jadi salah satu serangan teroris paling menakutkan karena terjadi di Ibukota Jakarta.
Akibat bom bunuh diri itu. menyebabkan petugas polisi dan sejumlah warga tewas.
Impresifnya, pemulihan keadaan terbilang singkat. hanya dalam waktu 20-25 menit, para pelaku lain berhasil ditembak mati.
Tak heran, Presiden Jokowi kemudian memilihnya sebagai Kepala BNPT pada 16 Maret 2016 dan mendapat kenaikan pangkat Inspektur Jenderal menjadi Komisaris Jenderal.
Selanjutnya, Tito kemudian resmi dilantik menjadi Kapolri pada 16 Juli 2016 lalu. (ps)