NUSANEWS - Terdakwa Setya Novanto membenarkan ada aktor yang lebih besar di kasus korupsi proyek e-KTP. Itulah sebabnya ia mengajukan diri sebagai Justice Collaborator (JC).
Hanya saja, mantan Ketua DPR RI itu belum mau menyebutkan siapa aktor lebih besar yang dimaksudnya.
“Ya ada, nantilah,” singkat Novanto di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis, (1/2/2018).
Diketahui sidang e-KTP dengan terdakwa Setya Novanto digelar kembali di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat. Agendanya adalah pemeriksaan sejumlah saksi.
Sementara dalam sidang e-KTP dengan tersangka Novanto, jaksa KPK telah menghadirkan sejumlah mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk menggali proses penganggaran dan pengadaan proyek e-KTP.
Mereka adalah mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi dan mantan Sekretaris Jenderal Kemendagri Diah Anggraeni.
Saat bersaksi di persidangan, Gamawan membantah menerima uang dan unit ruko seperti yang tercantum dalam dakwaan Setnov. Ia bahkan menyatakan siap dihukum mati jika terbukti terlibat dalam proyek e-KTP.
Selain itu, Jaksa juga telah menghadirkan sejumlah saksi yang berasal dari pengusaha money changer. Keterangan dari para pengusaha ini diperlukan untuk mempelajari skema transaksi uang yang diterima oleh Novanto.
Hal tersebut dilakukan lantaran mantan Ketua DPR itu diduga menggunakan rekening milik rekannya dengan transfer ke luar negeri untuk menampung uang hasil korupsi proyek e-KTP.
SUMBER
