logo
×

Rabu, 28 Februari 2018

The Family MCA, Istana Ungkap Rahasia Pengungkapannya: Sangat Mudah!

The Family MCA, Istana Ungkap Rahasia Pengungkapannya: Sangat Mudah!

NUSANEWS - Setelah menangkap empat orang anggota kelompok The Family MCA (Muslim Cyber Army), polisi berhasil menangkap dua orang lainnya.

Kini, total pelaku yang sudah ditangkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri adalah enam orang.

Penangkapan para pelaku itu dilakukan tim gabungan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri dan Direktorat Keamanan Khusus Badan Intelejen Khusus (Dit Kamsus BIK).

Kepala Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko pun membeberkan rahasia pengungkapan kelompok penyebar kabar hoax dan ujaran kebencian itu.

Mantan Panglima TNI itu menyatakan, terungkapnya The Family MCA itu menjadi bukti kecanggihan teknologi yang digunakan petugas.

Khususnya dalam upaya mengungkap kejahatan dengan tindak pidana kejahatan luar biasa itu.

“Jadi teknologi kita yang sangat memungkinkan untuk bisa tracking, siapa, berbuat apa dan isinya apa. Itu sudah sangat mudah,” jelas Moeldoko di sela-sela kunjungannya di Makassar, Selasa (27/2/2018).

Pencapaian itu menurutnya, merupakan hal yang sangat luar biasa. Ditambah lagi dengan penguatan tim yang tergabung dalam Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

“Kita sudah bangun timnya lagi dengan penguatan BSSN tadi. Makanya lebih mudah,” bebernya.

Sebelumnya Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Muhammad Iqbal menyatakan, penangkapan enam orang anggota kelompok MCA yang menyebarkan berita hoax dan ujaran kebecian tersebut dilakukan serentak selama dua hari di tempat berbeda.

Yaitu ML (40) ditangkap di Sunter, Jakarta Utara. RSD (35) ditangkap di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

RS ditangkap di Jembrana, Bali. Sedangkan Yus ditangkap di Sumedang Jawa Barat.

“Dua tersangka lain ditangkap di Palu, Sulawesi Tengah dan Yogyakarta. Inisial dua orang itu masih belum diketahui,” jelas Iqbal.

Sementara untuk RSD sendiri, tercatat sebagai pegawai negeri sipil (PNS) aktif di Pangkal Pinang.

Dari pemeriksaan awal, lanjut Iqbal, pihaknya menduga ada kemiripan antara Muslim Cyber Army dengan kelompok Saracen.

Keduanya, sama-sama menyebarkan berita hoax dan ujaran kebencian melalui media sosial.

“Sejauh ini ada beberapa karakteristik yang agak mirip (dengan Saracen),” ucap Iqbal di Divhumas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (27/2/2018).

Namun dia juga menyebut The Family MCA juga memiliki perbedaan dengan Saracen.

Sayang, mantan Kapolrestabes Surabaya itu enggan mengungkapkannya dengan alasan masih melakukan penyelidikan.

“Sabar saja, akan kami sampaikan besok,” tambahnya.

Terpisah, Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar menyatakan, perbedaan The Family MCA dengan Saracen ada pada struktur organisasi.

Irwan menambahkan, jika Saracen memiliki garis organisasi yang terstruktur, The Family MCA malah sebaliknya, hanya kelompok di grup pesan tertulis.

“Kalau ini (MCA) tidak ada struktur organisasinya, tapi mereka jelas berkelompok,” jelas dia.

Terpisah, Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Irwan Anwar, Selasa (27/2/2018).

Akademi tempur dan sniper adalah tim yang khusus melempar isu provokatif di media sosial.

Seperti isu kebangkitan PKI, penculikan ulama, dan ujaran kebencian terhadap tokoh pemerintahan.

“Mereka punya Cyber Troop, bahkan punya akademi tempur MCA, juga punya tim sniper,” terang dia.

Akan tetapi, lanjut Irwan, pihaknya tak mau berandai-andai.

Karena itu, untuk memastikan, penyidik bakal memeriksa lebih lanjut apakah tim itu benar bagian dari MCA atau bukan.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: