logo
×

Minggu, 15 April 2018

Presiden PKS: Kepada Luhut, Prabowo Menolak Jadi Cawapres Jokowi

Presiden PKS: Kepada Luhut, Prabowo Menolak Jadi Cawapres Jokowi

NUSANEWS - Presiden Partai Keadilan Sejahtera atau PKS Sohibul Iman mengatakan sudah lama mendengar bahwa Prabowo Subianto diminta menjadi calon wakil presiden Jokowi. Menurut Sohibul, permintaan itu diajukan lewat utusan Jokowi, Luhut Binsar Panjaitan.

"Pak Prabowo sudah menegaskan di depan utusan Pak Jokowi dalam hal ini Pak Luhut (Binsar Pandjaitan) yang selalu meminta itu, beliau menyampaikan kepada saya bahwa itu tidak mungkin," kata Sohibul usai acara senam dan jalan santai PKS di Balai Kota DKI Jakarta, Ahad, 15 April 2018.

Menurut Sohibul Iman, dalam pertemuan itu Prabowo bilang kepada Luhut bahwa ia tak mungkin jadi calon wakil presiden Jokowi. "Bang apa tidak kasihan sama saya, saya sudah berjuang seperti ini masa ujung-ujungnya cuma jadi cawapres pak Jokowi," kata Sohibul Iman menirukan ucapan Prabowo ke Luhut.

Diketahui Prabowo dan Luhut bertemu di sebuah restoran Jepang Hotel Grand Hyatt, Jakarta pada Jumat 6 April 2018. Luhut mengatakan dalam pertemuan itu Prabowo sedang mempersiapkan diri mengikuti Pilpres 2019.

Menurut Sohibul Iman, upaya Jokowi menggandeng Prabowo sebagai calon wakil presiden merupakan cerminan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra itu masih kuat sebagai calon presiden.

"Kalau benar-benar Pak Prabowo adalah lawan yang paling ringan bagi Pak Jokowi, kenapa Pak Jokowi berusaha mengambil dia jadi cawapres?," kata Sohibul Iman.

Keinginan Jokowi menjadikan Prabowo sebagai calon wakil presiden diungkap oleh Ketua Umum PPP Romahurmuziy alias Romy. Menurut Romy, Jokowi ingin menggandeng Prabowo karena tak ingin ada perpecahan dan menjaga keutuhan NKRI.

Menurut Sohibul, sebaiknya Prabowo memang harus jadi rival Jokowi pada Pilpres 2019.
Menurut Sohibul hal tersebut agar kualitas demokrasi Indonesia lebih baik.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: