logo
×

Kamis, 16 Agustus 2018

Pemerintah Panik Melihat Krisis Lira

Pemerintah Panik Melihat Krisis Lira

NUSANEWS - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai kepercayaan diri pemerintah mencapai titik balik, tepat ketika krisis keuangan Turki mulai berimbas ke banyak negara.

"Pemerintah mulai kelihatan panik dalam merespon krisis lira. Apalagi gejalanya relatif sama, kena dampak kebijakan FED, defisit transaksi, ULN yang besar, pembangunan infrastruktur yang sporadis," jelas Sekretaris Bidang Ekonomi Keuangan, Industri, Teknologi dan Lingkungan Hidup (Ekuintek-LH) DPP PKS Handi Risza kepada wartawan di Jakarta, Kamis (16/8).

Menurutnya, penyikapan berbeda diperlihatkan pemerintah terhadap kondisi rupiah, setelah melihat perkembangan ekonomi Turki. Pemerintah menganggap pelemahan rupiah adalah hal yang biasa, bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani berkali kali menyatakan bahwa APBN mendapatkan untung dengan terjadinya pelemahan rupiah akibat bertambahnya pendapatan negara dari ekspor migas.

"Tetapi dengan melihat kondisi ekonomi Turki terakhir, di mana dimulai dengan krisis mata uang kemudian berlanjut ke krisis keuangan dan likuiditas akibatnya ekonomi Turki di ambang krisis ekonomi dan keuangan yang dalam," papar Handi.

Perkembangan terakhir mata uang lira melemah 6,70 persen menjadi 6,86 per dolar AS. Melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu, di mana lira ambruk 15 persen ke posisi 6,43 per dolar AS. Kondisi itu membuat Turki sangat rentan masuk dalam jurang krisis.

"Semoga gejala-gejala tersebut tidak menjalar kepada situasi yang lebih kronis. Kuncinya pemerintah tidak boleh panik dan menganggap enteng, waspada dengan menggunakan formulasi kebijakan moneter dan fiskal yang tepat," demikian Handi.

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: