logo
×

Sabtu, 11 Agustus 2018

Ternyata Ada Tawaran Mencari Tokoh Netral Di Balik Kicauan Tentang Jenderal Kardus

Ternyata Ada Tawaran Mencari Tokoh Netral Di Balik Kicauan Tentang Jenderal Kardus

NUSANEWS - Drama Jenderal Kardus lawan Jenderal Baper yang mewarnai proses pencalonan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno masih dibicarakan banyak kalangan. Drama ini dimulai dari kicauan Wakil Sekjen Demokrat Andi Arief, dua hari menjelang batas akhir pendaftaran pasangan capres dan cawapres.

Seperti petir di siang bolong, Andi Arief menuding Prabowo Subianto sebagai Jenderal Kardus karena lebih mementingkan uang daripada perjuangan.

Tudingan Andi Arief ini dibalas Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono yang mengatakan SBY lah yang baper dan suka mengeluh.

Partai Demokrat pada akhirnya memang memberikan dukungan (tertulis) pada pasangan Prabowo dan SAndiaga Uno. Ketika mengantarkan pasangan itu ke KPU, Jumat siang (10/8), Ketua Umum Partai Demokrat SBY tidak hadir. Dia diwakili putra sulungnya yang juga Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono.

Sampai kini kicauan Andi Arief tentang Jenderal Kardus masih jadi pertanyaan.

Andi Arief yang pernah bertugas sebagai Staf Khusus Presiden, pagi tadi (Sabtu, 11/8) memberikan penjelasan mengenai alasan mengapa dirinya berkicau soal Jenderral Kardus dan kabar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) menerima masing-masing Rp 500 miliar dari Sandiaga Uno.

“Besar harapan saya dan Partai Demokrat, Prabowo memililih cawapres lain agar niat baik tidak rusak,” kata dia.

Menurut Andi Arief soal mahar untuk PKS dan PAN itu didengarkan langsung petinggi Partai Demokat yang terdiri dari Sekretaris Jenderal Hinca IP Pandjaitan, Wakil Ketua Umum Syarief Hassan dam Sekretaris Majelis Tinggi Amir Syamsuddin dari tim kecil Partai Gerindra yang dipimpin Fadli Zon dan Fuad Bawazier. Mereka bertemu pada Rabu sore (8/8) sekitar pukul 16.00 WIB.

“Soal mahar Rp 500 M untuk masing-masing pada PAN dan PKS itu yang membuat malam itu saya mentwit jendral kardus,” kata Andi.

Kamis pagi (9/8), untuk memperbaiki keadaan, Prabowo dan SBY kembali bertemu singkat di kediaman SBY di Mega Kuningan. Dalam pertemuan itu SBY mengusulkan agar yang menjadi cawapres bukan AHY, bukan Sandiaga Uno, bukan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, juga bukan Ketua Umum PKS Salim Segaf Al Jufri. Zulhas setuju agar yang dipilih adalah tokoh netral.

Prabowo, menurut Andi Arief, tetap tidak mau mengindahkan saran SBY soal tokoh netral. Sementara Zulhas dan Salim Al Jufri dari sebelumnya ngotot meminta tokoh PAN dan PKS menjadi setuju apabila yang dipilih adalah Sandiaga Uno.

Andi Arief tak mau mengganggu keputusan yang sudah diambil SBY untuk mendukung Prabowo dan Sandiaga Uno. Tetapi, di saat bersamaan dia juga ingin agar publik mengerti apa yang terjadi.

Apalagi, dia mendengar PKS dan PAN mengancam akan membawa urusan Jenderal Kardus dan Jenderal Baper ini ke ranah hukum.

“Saya siap, dan dalam kesempatan ini menjelaskan pada publik,” demikian Andi Arief. [dem]

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: