NUSANEWS - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika menggerakkan sejumlah pengusaha di Jawa Timur.
Mereka yang tergabung dalam Forum Komunikasi Asosiasi (Forkas) Pengusaha Jatim menukarkan 50 juta dollar AS ke mata uang rupiah.
Upaya itu dilakukan pengusaha di Jatim untuk menstabilkan nilai rupiah. Langkah ini juga diambil sebagai gerakan moral untuk membantu Pemerintah Indonesia.
Ketua Forkas Jawa Timur, Nur Cahyadi mengatakan, para pengusaha di Jawa Timur memiliki tekad kuat untuk menstabilkan kembali nilai rupiah. Karena itu, para pengusaha mau tidak mau harus melepas dolar.
"Ini merupakan gerakan moral. Bisnis tidak hanya berupa keuntungan ya, tapi ada nilai moral yang akan kami sampaikan. Gerakan kami ini semoga bisa ditiru dan meluas," ucap Nur Cahyadi di Hotel Majapahit, Surabaya, Kamis (20/9/2018).
Nur Cahyadi memastikan, gerakan yang dilakukan pengusaha di Jawa Timur akan berkelanjutan dan tidak hanya dilakukan saat nikai tukar dolar ke rupiah tinggi.
"Ini inisiatif teman-teman Forkas. Jadi akan terus menukarkan dolarnya. Di sisi lain, gerakan ini untuk merangsang pajak PPN, memberi daya rangsang tidak menahan dolar," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko mengapresiasi gerakan luar biasa tersebut.
Tanpa diminta, kata Moeldoko, Jawa Timur telah memelopori gerakan pertama penukaran dolar ke rupiah.
"Ini merupakan gerakan yang inspiratif. Jatim telah memelopori sebuah gerakan positif pertama. Saya mewakili pemerintah apresiasi kepada teman-trman Forkas," tuturnya.
Menguatnya nilai dolar atas rupiah, sambung Moeldoko, didorong situasi global. Karena itu, Moeldoko meminta masyarakat tidak serta merta menyalahkan pemerintah.
"Jangan seolah-olah hanya pemerintah yang salah. Tidak begitu. Tapi karena situasi global," jelasnya.
Ketua Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah menambahkan, gerakan yang dilakukan pengusaha di Jawa Timur telah menunjukkan patriotisme.
"50 juta dollar AS cukup besar untuk melakukan stabilisasi nulai tukar. Karena BI ini sama kayak Bulog, kalau lagi kekurangan beras gelontorkan beras. Kita bertugas mengendalikan dan mengatur volume dolar dan rupiah," ucap Difi.
"Kami akan selalu bekerjasama dengan para pengusaha. Karena tujuan kita adalah bagaimana kita terus meningkatkan ekspor kita," sambungnya.
SUMBER