
NUSANEWS - Kebakaran lahan di Kalimantan Selatan mencapai 2.400 hektare dengan 500 titik api yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota di provinsi ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, Wahyudin di mengatakan, pihaknya terus berupaya melakukan sosialisasi larangan pembakaran lahan dan pendirian posko kebakaran hutan dan lahan.
"Kini jumlah titik api terus meningkat, sejak Mei hingga September, jumlah titik api telah mencapai 500," katanya, dikutip dari Antara, Minggu (23/9).
Daerah terbanyak terdapat titik api, di antaranya adalah Kabupaten Banjar, Banjarbaru dan beberapa daerah dengan wilayah gambut cukup besar.
Menurut Wahyudin, pembukaan lahan pertanian, menjadi salah satu penyebab terjadinya kebakaran lahan di beberapa daerah.
"Petani masih ada yang sengaja membakar lahannya, untuk persiapan tanam, walaupun sosialisasi telah dilakukan," katanya.
Bahkan, tambah dia, sanksi hukum bagi pembakar lahan, juga telah diterapkan oleh satgas, tetapi belum banyak menimbulkan efek jera bagi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, sejak beberapa pekan terakhir, kebakaran lahan, terutama di wilayah Banjarbaru, telah mengganggu penerbangan di Bandara Syamsuddin Noor.
Menurut beberapa petugas di bandara, sejak beberapa pekan terakhir, banyak penerbangan yang tertunda, terutama pada pagi hari, akibat kabut asap.
Sebelumnya, Wahyudin mengatakan, status terkait kebakaran hutan dan lahan saat ini adalah siaga darurat kebakaran.
"Saat ini status Kalsel siaga darurat karhutla karena luasan lahan terbakar cukup besar dan mulai berdampak pada munculnya kabut asap tipis," katanya.
Ia mengatakan, pihaknya mewaspadai kebakaran hutan dan lahan pada lima daerah rawan yang letaknya berdekatan dengan Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarmasin di Kota Banjarbaru.
Lima daerah rawan karhutla yang mengelilingi Bandara Syamsudin Noor yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Barito Kuala dan sebagian Kota Banjarmasin.
"Kami mewaspadai karhutla di luar kawasan bandara karena apabila terjadi kebakaran dan menimbulkan kabut asap maka dampaknya sangat besar bagi penerbangan," ungkapnya.
Menurut dia, kawasan yang paling banyak terbakar di sekitar bandar udara adalah lahan gambut sehingga membuat personel satuan tugas penanggulangan karhutla sulit memadamkannya.
"Pemadaman kebakaran lahan gambut sangat sulit karena bisa kobaran api yang ada dipermukaan dipadamkan tetapi di lapisan bawahnya bisa menyala sewaktu-waktu dan api berkobar lagi," ungkapnya.
SUMBER