
NUSANEWS - Keluarga KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur akhirnya menentukan sikap degan mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019.
Hal itu sekaligus menjadi pertanda bahwa penganut ajaran Gusdurian juga bakal merapat untuk memenangkan pasangan nomor urut 01 itu.
Namun bagi kubu Prabowo, dukungan dari Yenny tersebut tidak akan berdampak banyak pada pilihan warga Nahdlatul Ulama.
Sebaliknya, dukungan tersebut malah diangap sebagai hal yang biasa dan tak ada yang istimewa sama sekali.
Bahkan, barisan tim sukses Prabowo-Sandi meyakini dukungan itu tak akan membawa dampak.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi (Padi), Priyo Budi Santoso, kepada wartawan di Jakarta, Kamis (27/9).
“Biasa saja dampaknya. Toh, masih juga banyak tokoh gabung di kubu Prabowo. Pun kubu Jokowi ada,” katanya.
Bekas politisi Golkar ini menegaskan pilihan keluarga Gus Dur tidak otomatis diikuti kalangan Gusdurian atau nahdliyin lainnya.
“Masih ada warga NU yang mendukung Prabowo,” lanjut sekjen Partai Berkarya ini.
Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief menganggap dukungan Yenny Wahid dan konsorsium kader Gus Dur itu tidak serius alias tidak bulat.
Hal itu didasari pada pesan tersirat dalam pernyataan dukungan yang disampaikan pemilik nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid.
Demikian disampaikan anak buah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui akun twitter pribadinya, @AndiArief__, Rabu (27/9) malam.
“Saya mendengarkan alasan Yeny Wahid mendukung Capres. Alasannya karena mencari pemimpin yang memenuhi basic need atau kebutuhan dasar. Artinya mendukung Capres yang tidak mercusuaris ala infrastruktur,” cuitnya.
Ia meyakini, kendati menyatakan mendukung Jokowi-Ma’ruf, tapi tidak sejatinya di dalam hati Yenny.
“Menurut saya perasaan terdalam Yenny tidak mendukung Jokowi,” lanjutnya.
Alasan Yenny dan barisan kader Gus Dur mendukung Jokowi karena mereka mencari pemimpin yang mendengar dan bergerak bersama rakyat, pemimpin yang sederhana cara berpikirnya.
Menurut putri kedua Presiden keempat RI itu, bangsa ini harus dipenuhi hak kebutuhan dasar untuk hidup sejahtera.
Andi Arief menjelaskan, alasan basic need Yenny mendukung Jokowi hanya mengarang, karena Jokowi tidak melakukannya.
“Jokowi secara prinsip tidak menganut pendekatan basic need. Dia secara tidak sadar menganut aliran efek tetesan ke bawah lewat pembangunan mercusuar infrastruktur,”
jelasnya.
“Kalau Yenny Wahid mendambakan pemimpin yang menganut basic need bukan Jokowi menurut saya,” tukasnya.
SUMBER