
NUSANEWS - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon membantah bahwa pihaknya memakai teknik propaganda ala Rusia dalam kasus hoaks Ratna Sarumpaet.
Dia pun meminta, orang yang menuding seperti itu bisa membuktikannya secara hukum, dan tidak membuat opini sesat ke publik.
"Kita orang yang murni-murni saja, dan enggak biasa berbohong. Itu bisa diselidiki," kata Fadli di Jakarta, Minggu (7/10/2018).
Fadli mengatakan, pihaknya hanya memakai konsultan-konsultan politik dalam negeri, dan tidak memakai konsultan politik dari Rusia dan semacamnya.
"Enggak ada. Setahu saya enggak ada. Kita pakai lokal-lokal saja," ujarnya.
Wakil Ketua DPR RI ini menegaskan, pihaknya yang paling dirugikan dalam kontroversi kebohongan Ratna.
Fadli menyatakan, kubu Prabowo Subianto sama sekali tidak diuntungkan dalam hal ini.
"Ya sekarang analisa sendiri saja. Kami adalah yang dirugikan. Yang diuntungkan siapa?," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Arsul Sani, meminta agar Polri menyelidiki kasus Ratna tidak sebatas hanya telah terpenuhinya unsur-unsur pidana.
Tetapi lebih jauh dari itu, dia berharap mereka menyelidiki kasus ini dalam spektrum lebih luas yakni ada tidaknya penerapan teknik propaganda ala Rusia yang dikenal sebagai 'firehose of the falsehood'.
"Teknik propaganda ini berciri khas melakukan kebohongan-kebohongan nyata guna membangun ketakutan publik dengan tujuan mendapatkan keuntungan posisi politik, sekaligus menjatuhkan posisi politik lawannya, yang dilakukan lebih dari satu kali atau secara terus-menerus," kata Arsul di Jakarta, Sabtu, (6/10/2018).
SUMBER