
NUSANEWS - Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, sentimen positif datang dari penurunan harga minyak mentah (acuan Brent) yang sempat menyentuh level 85 usd per barel, kini berangsur turun ke USD 80,4 per barel.
“Penurunan minyak disebabkan oleh revisi data permintaan energi di China akibat efek perang dagang,” ujarnya kepada JawaPos.com, Minggu (14/10).
Kemudian supply pasokan di AS masih cukup terjaga ditengah sanksi yang diterima Iran dan gangguan badai. Spekulasi di pasar komoditas sedikit mereda,”
Menurutnya, harga minyak penting sebagai barometer bagi Indonesia karena kita adalah negara net importer minyak sehingga penurunan harga minyak merupakan angin segar bagi defisit migas, dan cashflow Pertamina.
“Penurunan harga minyak juga menjadi pertimbangan terhadap rencana Pertamina menunda kenaikan harga Premium. Artinya lonjakan inflasi masih bisa dikendalikan,” imbuhnya.
Pidato Presiden Jokowi, kata dia, juga ditanggapi positif oleh pasar karena menitikberatkan pentingnya kooperasi dan koordinasi dalam menjaga stabilitas ekonomi global ditengah perang dagang.
Pesan ini diharapkan membangkitkan kesadaran para pemimpin di Negara maju untuk mengakhiri kebijakan proteksi dagangnya.
Diketahui, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serkat masih bertengger di angka Rp15.000. Angka ini diprediksi masih bergerak fluktuatif di kisaran angka dikisaran 15.150-15.250.
SUMBER

