logo
×

Senin, 22 Oktober 2018

Noda di Hari Santri Nasional

Noda di Hari Santri Nasional

Hari ini dunia maya digemparkan dengan sebuah rekaman video yang berdurasi 02.05 menit tentang pembakaran Bendera Tauhid yang dilakukan oleh sejumlah anggota Banser di Garut. Sambil menyanyikan mars NU dengan bangganya mereka membakar bendera yang lafadznya manusia ingin hidup dan mati dengan kalimat itu. Entah apa yang ada dalam pikiran mereka, membakar bendera Tauhid di Hari Santri Nasional 2018 yang berlangsung hari ini.

Dari rekaman video tersebut mereka mengklaim bahwa yang mereka bakar adalah bendera HTI, sungguh itu merupakan kebohongan besar mereka. Dalam bendera Ar Royah itu sangat jelas lafadz syahadat Laillahaillah Muhammadurrasulullah tanpa ada simbol HTI.

Pentingnya Bendera Tauhid

Dalam Islam, bendera memiliki posisi yang sangat tinggi, cermin kekuatan dan kemuliaan islam. Pada masa Rasulullah SAW bendera tauhid selalu di pasang oleh tangan yang suci dan mulia. Begitu mulianya kedudukan bendera ini, Rasulullah SAW pernah menyerahkan bendera ini kepada beberapa sahabat yang sangat pemberani.

Seperti kisah yang terjadi dalam Perang Mu’tah, umat islam kehilangan tiga komandan perang yang sangat pemberani karena mempertahankan bendera tauhid dan mereka syahid mempertahankan Ar Royah agar tidak tersungkur ke tanah.

Sebagaimana hadist Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wasallam. Beliau berkata: “Pasukan ini dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, bila ia gugur komando dipegang oleh Ja’far bin Abu Thalib, bila gugur pula panji diambil oleh Abdullah bin Rawahah –saat itu beliau meneteskan air mata- selanjutnya bendera itu dipegang oleh seorang ‘pedang Allah’ dan akhirnya Allah Subhânahu wata‘âlâ memberikan kemenangan. (HR. al-Bukhari).

Meskipun bendera ini hanya secarik kain yang akan berkibar apabila tertiup angin, akan tetapi dihati musuh-musuhnya laksana sambaran tombak dan panah yang melesat secepat kilat. Sedangkan kecintaan pembawa bendera terhadap benderanya melebihi cintanya orang yang di mabuk asmara.

Sungguh bendera Tauhid sebagai izzah yaitu simbol kehormatan, kemuliaan dan kekuatan islam. Namun kini di tangan orang-orang munafik mereka telah menghinakan diri mereka sendiri dengan menghinakan akidahnya. Apa yang mereka bakar adalah simbol akidah Islam. Inti dari surat Al Ikhlas, yang kita sudah berjanji untuk hidup dan mati dengannya. Ternodanya Hari Santri Nasional membuktikan bahwa kita butuh kepemimpinan yang akan menindak tegas penghinaan dan penistaan terhadap agama yang mulia ini. Karena penghinaan demi penghinaan akan terus terjadi dalam sistem sekularisme saat ini yang diatur oleh hawa nafsu manusia.

Wallahu a’lam

Selvi Sri Wahyuni S.Pdi.
Muslimah Peduli Umat

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: