
NUSANEWS - Kampanye kubu Prabowo-Sandi yang menyebut sang capres dan cawapres mirip Bung Karno dan Bung Hatta menuai protes dari salah satu cucu sang proklamator. Protes datang dari cucu proklamator Bung Hatta, Gustika Jusuf-Hatta.
Protes bermula dari video kampanye kubu Prabowo-Sandi. Dalam video yang diunggah di akun Twitter salah satu timses Prabowo-Sandi, Faldo Maldini, tampak 5 orang timses yang sedang mengampanyekan paslon dengan nomor urut 02 itu.
Di video itu, ada Dahnil Anzar Simanjuntak, Faldo Maldini, Pipin Sopian, dr. Irene, dan Gamal Albinsaid. Kelimanya masuk dalam struktur badan pemenangan nasional Prabowo-Sandi.
Masing-masing dari mereka menyampaikan mengapa memilih Prabowo dan Sandi. Ketika giliran Dahnil, ia menyebut memilih Prabowo-Sandi karena mirip Bung Karno dan Bung Hatta.
"Pak Prabowo itu kombinasi Bung Karno dan Soedirman. Bang Sandi itu bagian baru dari Bung Hatta. Itulah kenapa pantas jadi Presiden dan Wapres," ujar Dahnil dalam video tersebut.
Gustika Jusuf-Hatta ternyata langsung merespons video tersebut. Melalui akun twitternya, ia menyampaikan keberatan.
tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. tidak elok menggunakan nama beliau (dan Eyang Karno) demi kepentingan politik. I'm so done, setiap pilpres nama beliau digadai-gadai. it's getting old @Dahnilanzar https://t.co/woy3jW61nY— Gustika Jusuf-Hatta 🌿☁ (@Gustika) October 24, 2018
"Tidak kenal dengan Bung Hatta tidak usah mengibaratkan sebagai Bung Hatta. tidak elok menggunakan nama beliau (dan Eyang Karno) demi kepentingan politik. I'm so done, setiap pilpres nama beliau digadai-gadai, it's getting old," ujar Gustika dalam akun twitternya.
Bahkan, Gustika menilai Sandi sama sekali tak bisa dibandingkan dengan Bung Hatta. Hal ini disampaikan Gustika melalui kicauan selanjutnya. Dalam kicauan berbahasa Inggris itu, Gustika menyebut Bung Hatta tidak asbun seperti Sandi.
also, my grandfather is the type of person who "updates" his knowledge daily. from philosophy to subscribing to FP and The Economist (majalahnya pada masih ada di perpustakaan di rumah), so none of the things that come out of his mouth is asbun- unlike Sandi— Gustika Jusuf-Hatta 🌿☁ (@Gustika) October 24, 2018
Gustika sungguh menyesalkan kakeknya dibandingkan oleh Sandi yang bahkan tak mau melihat regulasi di sektor perikanan dan langsung berani mengkritik Susi Pudjiastuti. Gustika juga mengkritik Sandi yang enggan survei soal harga di pasar.
Sandi, who doesn't even bother to look into fishing/boating regulations nor survey prices in pasar tradisional that he has to be "schooled" by Susi Pudjiastuti, a minister who only graduated high school ... and netizens. like...— Gustika Jusuf-Hatta 🌿☁ (@Gustika) October 24, 2018
Selain itu, Gustika yakin, jika kakeknya masih hidup, Bung Hatta tidak akan memilih seorang kapitalis.
for the record, kalau Datuk masih ada, knowing him, there is NO WAY IN HELL beliau akan nyoblos kapitalis berbulu domba. I mean this.— Gustika Jusuf-Hatta 🌿☁ (@Gustika) October 24, 2018
SUMBER