
NUSANEWS - Pelayanan kesehatan di Palu, Sulawesi Tengah, berangsur pulih dan normal kembali setelah bencana gempa dan tsunami. Tak hanya di rumah sakit, tapi juga di pusat kesehatan masyarakat alias puskesmas.
Bahkan, tak hanya di kawasan pinggiran, pelayanan tersebut juga tersedia di kawasan kota. Berdasar pantauan Radar Sulteng (Jawa Pos Group), masyarakat mulai orang tua sampai anak-anak berdatangan ke puskesmas.
Seperti terlihat di Puskesmas Birobuli dan Singgani. Ratusan orang, baik laki-laki maupun perempuan, datang memeriksakan diri. Mereka datang sejak pagi sebelum puskesmas dibuka.
Ni Nyoman Budihartini, kepala Puskesmas Singgani, mengungkapkan, memasuki masa transisi setelah bencana, puskesmas membuka layanan kembali. “Pelayanan sudah berjalan lagi. Waktu tanggap darurat dulu, pelayanan kami lakukan di pustu (puskesmas pembantu, Red),” terangnya.
Pilihan itu diambil karena lokasi pustu lebih dekat dengan pengungsian. Kini, setelah masa tanggap darurat berakhir, puskesmas memberikan layanan lagi. Masyarakat pun langsung memanfaatkannya. Menurut Nyoman, masyarakat yang datang rata-rata mengeluhkan gangguan ISPA, muntaber, dan diare. “Sebenarnya semua penyakit ada, tapi yang paling banyak ISPA dan diare,” katanya.
Melihat kondisi tersebut, Nyoman berpesan kepada setiap yang datang memeriksakan diri untuk menjaga kebersihan lingkungan tenda pengungsiannya. Sebab, sangat mungkin sumber penyakit itu datang dari kondisi pengungsian yang kotor.
Apalagi, mereka hidup berkelompok dalam jumlah yang besar. “Jadi, masyarakat harus benar-benar menjaga lingkungannya agar tetap bersih,” ucapnya.
SUMBER