logo
×

Senin, 01 Oktober 2018

Waspada! 5 Penyakit Rentan Terjadi Pascagempa dan Tsunami

Waspada! 5 Penyakit Rentan Terjadi Pascagempa dan Tsunami

NUSANEWS - Gempa berkekuatan 7,4 magnitudo terjadi di Donggala dan Palu, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat (28/9/2018). Selang beberapa waktu setelah guncangan gempa, tsunami kemudian menggulung pesisir Kota Palu.

Gulungan ombak tsunami ini telah menghancurkan rumah warga dan fasilitas umum. Data sementara BNPB, ratusan orang dinyatakan tewas dalam peristiwa bencana gempa dan tsunami di Palu. Korban tewas ini kemungkinan masih bisa bertambah. Sebab, sampai saat ini, masih banyak korban yang terjebak pada reruntuhan bangunan dan hotel.

Selain menghancurkan rumah, hotel, dan fasilitas umum yang ada di sekitar lokasi gempa dan tsunami Palu, bencana gempa juga membuat banyak orang berisiko terserang gangguan kesehatan. Utamanya, bagi mereka yang berada dalam lokasi pengungsian.

Dikutip klikdokter, ada lima penyakit yang rentan terjadi setelah peristiwa gempa dan tsunami:

1. Diare

Penyakit diare sangat rentan menyerang pascagempa dan tsunami. Ini disebabkan karena para korban bencana yang berada di tenda pengungsian kesulitan mendapatkan air bersih.

Munculnya diare karena mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung banyak bakteri atau virus berbahaya. Misalnya norovirus, salmonella, dan rotavirus. Seseorang yang terserang virus itu akan terserang sakit perut. ciri-cirinya seperti buang air besar encer lebih dari tiga kali sehari dan demam.

Penyakit diare yang tidak mendapatkan penanganan cepat akan mengakibatkan kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi. Ketika terjadi secara berkelanjutan bisa mengakibatkan kematian.


2. Hepatitis A 

Hepatitis A bisa terjadi di lokasi pengungsian korban gempa dan tsunami karena kurang tersedianya sumber air bersih. Hepatitis A merupakan penyakit menular melalui sumber air yang tercemar dan feses atau kotoran.

Adapun gejala yang muncul bagi penderita hepatitis A sangat beragam, seperti merasa letih, badan lemas, nyeri di bagian perut kanan atas, nyeri sendi dan otot, demam ringan, hilang nafsu mkaan, mual, sakit kepala, sembelit atau diare, sakit kulit dan mata berwarna kuning.

3. Meningitis

Penyakit meningitis atau radang selaput otak bisa terjadi karena infeksi bakteri, virus, jamur, maupun protozoa. Penyakit ini juga dapat menular melalui kontak jarak dekat, batuk, bersin, atau karena lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.

Gejala awal yang muncul dalam meningitis dapat berupa demam tinggi. Setelah itu, disertai sakit kepala, leher terasa kaku, muntah, penurunan kesadaran dan bisa sampai kejang.

4. ISPA

ISPA atau dikenal dengan infeksi saluran pernapasan akut. Ini terjadi karena adanya virus maupun bakteri. Gejala paling sering pada ISPA adalah batuk dan pilek atau disebut dengan common cold.

Pengungsi korban gempa dan tsunami rentan terhadap penyakit ini karena bisa menular lewat cairan yang dikeluarkan saat penderita bersin. Penyakit ini bisa mengakibatkan komplikasi hingga kematian.

5. Leptospirosis

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira. Ini terjadi karena terpapar pada air kencing tikus. Makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri tersebut bisa menjadi medium penyebaran penyakit leptospirosis.

Gejala yang muncul dari penyakit ini adalah demam tinggi hingga menggigil, nyeri kepala, nyeri otot di betis, sakit tenggorokan disertai batuk kering, mata merah dan kulit menguning, mual, muntah-muntah dan diare.

Lima penyakit rentan terjadi bagi korban gempa dan tsunami harus dikenali lebih awal. pencegahan yang bisa dilakukan bagi para pengungsi adalah menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Para Pengungsi harus berhati-hati sejak awal. Sebab, jangan sampai bencana menjadi sumber munculnya wabah penyakit di lokasi pengungsian.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: