NUSANEWS - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku telah membagikan rekaman suara saat jurnalis Jamal Khashoggi dibunuh kepada Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, Jerman, Inggris dan Prancis.
Sebelumnya, pihak berwenang Turki telah mengklaim memiliki rekaman pembicaraan antara Khashoggi dengan orang-orang yang diduga sebagai pembunuhnya pada 2 Oktober silam di Konsulat Saudi di Istanbul.
"Kami membagikan rekaman. Kami membagikannya kepada Arab Saudi, AS, Jerman, Prancis dan Inggris, semuanya. Mereka sudah mendengar seluruh percakapan di dalamnya," kata Erdogan, Sabtu (10/11/2018) sebelum bertolak ke Prancis untuk menghadiri peringatan 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.
Menurut seorang sumber kepada Al Jazeera, Polisi Turki telah mengakhiri proses pencarian jasad Khashoggi pada Sabtu kemarin. Namun, penyidikan dalam kasus pembunuhan terhadap pria 59 tahun itu masih terus dilakukan.
Tim penyidik Turki meyakini potongan tubuh jurnalis itu telah dihancurkan dengan zat kimia. Kesimpulan diambil menyusul adanya jejak asam hidroflorik dan zat kimia lainnya di kediaman Konsul Saudi Mohammed al-Otaibi.
"Kami mengetahui itu pada malam hari tanggal 16-17 Oktober saat tim penyidik Turki bekerja di dalam kediaman Konsul Saudi, dan ingin mendapat akses penuh di sekitar kebun dan sumur. Namun mereka tidak memberi izin," kata sumber kepada Al Jazeera.
Namun begitu, pihak Turki berhasil memperoleh sampel dari lokasi yang tidak diizinkan untuk diakses tersebut.
"Sampel lalu diproses dan terbukti mengandung asam hidroflorik dan zat kimia lainnya," imbuh sumber.
SUMBER