logo
×

Minggu, 11 November 2018

Curhat Lagi dan Nyaris Nangis, SBY Bicara Kasus Bank Century

Curhat Lagi dan Nyaris Nangis, SBY Bicara Kasus Bank Century

NUSANEWS - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) nyaris menangis saat menyampaikan pidato sambutan dalam pembekalan caleg Partai Demokrat, di Hotel Sultan, Minggu (11/11/2018).

Hal itu lantaran ia tak mampu menahan luapan emosi karena terus mendapat tudingan dan fitnah sebagai pihak yang menerima aliran dana Bank Century dan proyek Hambalang.

Dalam kesempatan itu, Presiden RI keenam itu menegaskan bahwa keterlibatan dirinya adalah tidak benar.

Demikian disampaikan SBY menanggapi hasil tim investigasi internal partai Demokrat soal berita media asing Asia Sentinel.

Dalam penelusuran dan hasil investigasi itu, seluruh tuduhan media yang berbasis di Hongkong itu adalah fitnah.

“Saya menahan emosi, karena selama hampir 10 tahun, saya pribadi, keluarga dan partai Demokrat terus dituduh, dicurigai, difitnah seolah ada kejahatan yang kami lakukan. Seolah-olah menerima aliran dana,” katanya.

SBY mengaku tak mampu menahan emosi dan geram selama 10 tahun terakhir atas tuduhan menerima aliran dana.

Akhirnya, suami dari Ani Yudhoyono itu mengaku senang dengan hasil investigasi yang membuat segala hal menjadi terbuka.

“Kini waktunya sudah tiba, 2018 ini dengan izin Allah SWT, saatnya kami berjuang dan berjihad menegakan kebenaran dan keadilan. Bahwa tidak ada sama sekali aliran dana Bank Century satu sen pun kepada SBY dan partai Demokrat,” jelasnya.

Bahkan, politisi kelahiran Pacitan, Jawa Timur itu berani bersumpah.

“Ya Allah, saya harus sampaikan bahwa saya difitnah. Saya akan pertaruhkan dosa saya baik dunia dan akhirat,” sambungnya.

Tak hanya itu, SBY juga membantah bahwa menjadi pihak yang telah menerima aliran dana proyek Hambalang. Baginya, tuduhan itu tidak benar dan cenderung fitnah.

“Kami yakini fitnah isu hambalang itu fitnah belaka. Karena proyek itu terhenti karena ada masalah penegakan hukum Tapi kasus hukum itu sudah selesai,” ucapnya.

“Itu (kasus hambalang) jadi hak pemerintahan presiden Jokowi, tapi jangan itu dikaitakan dengan SBY dan partai Demokrat,” pungkasnya.

Sebelumnya, penegasan yang sama juga disampaikan Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan.

Hinca yang sekaligus ketua tim investigasi ini menyampaikan bahwa pihak Asia Sentinel langsung mencabut artikel tersebut pada 19 September 2018, beberapa hari kemudian setelah diterbitkan.

“Keangkuhan Asia Sentinel hanya bertahan delapan hari. Pada 19 September 2018 mereka mencabut berita itu dan langsung mengeluarkan permintaan maaf,” ujar Hinca.

Lanjut Hinca, pihak Asia Sentinel sempat bangga artikelnya viral di Indonesia sampai tim investigasi Partai Demokrat bergerak cepat untuk melaporkan Dewan Pers dan bertolak ke Hongkong.

“Alasan kami untuk investigasi karena ini fitnah yang keji terhadap Pak SBY. Kami dituduh melakukan kejahatan terbesar, angkanya Rp 177 triliun,” terangnya.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga berterima kasih kepada Asiasentinel yang langsung mencabut artikel tersebut meski terlanjur dikutip oleh berbagai media nasional.

Dalam panggung demokrasi ini kami menyampaikan rasa hormat kepada Asia Sentinel. Dia yang memulai dan dia pula yang mengakhiri,” pungkasnya.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: