NUSANEWS - Pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang menyebut emak-emak dimanfaatkan untuk pentingan politik, menuai reaksi.
"Pernyataan Sekjen PDIP itu tidak benar. Sama seperti pernyataan dia yang menuduh kubu kami yang masang atribut Raja Jokowi. Terlalu banyak drama, Hasto itu kebanyakan drama," kata Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra, Andre Rosiade di Jakarta, Minggu (18/11/2018).
Andre mengatakan, pasangan yang diusung partainya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, selama ini menampung aspirasi kalangan emak-emak. Menurutnya, saat ini banyak yang merasa sulit karena kecewa dengan pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang belum memenuhi janji-janji kapanye pada Pilpres 2014.
"Kehidupan jauh lebih sulit saat ini dibanding era SBY, lalu bagaimana uang mereka nilainya terus berkurang karena bahan pokok yang harganya meroket. Jadi ketidakmampuan Pak Jokowi memenuhi janji ekspektasi emak-emak itu. Jangan kami-kami disalahkan memanfaatkan emak-emak, kami hanya menyuarakan dan menyerap asirasi dari emak-emak," ujarnya.
Tak hanya Andre, Pernyataan Hasto juga disayangkan Ketua DPP Partai Gerindra, Habiburokhman. Menurutnya emak-emak adalah kalangan yang paling merasakan kondisi ekonomi.
"Saya sesalkan selevel sekjen menyatakan hal demikian. Kami konsisten membela emak-emak justru karena kami mendapat masukan aspirasi dari mereka. Kalau harga-harga termasuk tarif listrik mahal dan lapangan pekerjaan sulit memang mereka yang paling merasakan karena posisi emak adalah pengelola keuangan keluarga," ujar Habiburokhman.
Dia juga menyinggung janji Presiden Jokowi untuk tidak menaikkan tarif dasar listrik (TDL). Menurut Habiburokhman, Hasto lebih baik menjelaskan hal tersebut ketimbang membahas soal emak-emak.
"Daripada menuduh dan olok-olol akan lebih baik kalau pak sekjen jelaskan mengapa empat tahun lebih Jokowi-JK berkuasa harga listrik malah naik, padahal dulu ada yang janji turunkan TDL. Kalau kami berkuasa kami janji tidak akan pangkas subsidi energi untuk rakyat," kata dia.
Ekonomi
Sementara itu, pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun, mengatakan, kalangan pemilih dari segmen ibu atau emak-emak tidak bisa dipengaruhi dengan pencitraaan. Ia mengatakan segmen ini dipengaruhi oleh performa ekonomi.
"Kalau bicara the power of emak-emak itu bicara tentang kesulitan real yang tidak bisa diselesaikan oleh pencitraan semata," kata dia di Jakarta, Minggu (18/11/2018).
Rico menuturkan, alasan pemilih emak-emak ini menjadi penting. Karena, merekalah yang kena benturan atau akibat buruk secara langsung resesi ekonomi. "Artinya, yang terkena kenaikan bahan pokok, listrik, kan mereka terkena langsung," kata dia.
Hal itu dilihat oleh pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Sehingga menjadikannya sebagai strategi untuk menggerakkan pemilih. Dengan demikian, ketidakpuasan mereka terhadap performa ekonomi Jokowi bisa diterjemahkan menjadi suara.
Selain pemilih dari kalangan milenial, ia mengatakan, segmen emak-emak mempunyai jumlah suara yang besar. "Karena sumber informasi politik yang didengar selain media sosial, media konvensional, itu adalah keluarga. Keluarga di sini terutama adalah ibu," kata dia.
Rico mengatakan, apa yang didengar anak-anak dan suami dalam keluarga yang berasal dari ibunya tentu bisa memengaruhi segmen pemilih muda dan juga bapak-bapak.
Karena itu, ia menambahkan, ini bisa berdampak besar pada elektabilitas kandidat capres-cawapres 2019 jika dikelola dengan baik. Jika capres pejawat melawan strategi tersebut dengan pencitraan maka itu tidak tepat.
Sebelumnya diketahui, Hasto Kristiyanto dan beberapa politisi PDIP melakukan konsolidasi bersama kader di kantor DPC PDIP Kabupaten Bekasi Sabtu (17/11/2018). Singkat cerita, Hasto bertanya kepada para kader yang hadir dalam acara itu. Kader PDIP diminta menyebutkan salah satu program kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla.
"Program Pak Jokowi apa? Siapa yang bisa jawab?" tanya Hasto. "Keluarga harapan," jawab seorang perempuan bernama Dewi, yang mendapatkan jaket PDIP.
"Di sana bisanya hanya memanfaatkan emak-emak untuk kepentingan politik. Pak Jokowi menghadirkan kebijakan untuk emak," timpal Hasto.
SUMBER