
NUSANEWS - Badan Intelijen Negara menemukan setidaknya ada 41 dari 100 masjid di lingkungan kementerian, lembaga serta BUMN yang terindikasi terpapar radikalisme.
Kepolisian pun mengakui juga melihat kecenderungan potensi puluhan masjid terindikasi radikalisme.
Menurut Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, intelijen kepolisian secara tertutup maupun terbuka telah melakukan pemetaan maupun pengawasan yang sudah masuk profiling inteligent yang dilakukan dari tingkat polsek hingga polda.
"Daerah mana, lokasi mana, tempat mana yang menjadi potensi terhadap terpaparnya paham radikal ataupun dalam kepemimpinan radikal itu bisa tumbuh subur di area tertentu," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta, Senin (18/11).
Kendati telah melakukan pemantauan, polisi akan terlebih dulu melakukan kajian mendalam secara komprehensif dengan tidak gegabah mengambil tindakan.
"Dalam hal itu yang paling berkompeten membuat suatu assasment orang yang terpapar radikalisme mesti melibatkan warga setempat. Kita juga melibatkan dan berkoordinasi dengan BNPT karena dia di situ ada deputi deradikalisasi. Itu yang melakukan assasment. Ada indikator yang perlu dipenuhi," jelas Dedi. [wah]
SUMBER