logo
×

Selasa, 20 November 2018

Ini Perbedaan Blusukan ke Pasar ala Jokowi dan Sandiaga Uno

Ini Perbedaan Blusukan ke Pasar ala Jokowi dan Sandiaga Uno

NUSANEWS - Joko Widodo (Jokowi) dan Sandiaga Uno memiliki cara yang sama untuk menarik simpati. Yakni sama-sama melakukan blusukan ke pasar-pasar.

Pasar pun menjadi tujuan dan pilihan favorit para kandidat untuk berkampanye. Pasalnya, pasar dinilai merupakan denyut nadi perekonomian yang sesungguhnya.

Dari pasar pula, bisa diketahui naik-turunnya harga serta langka atau berlimpahnya komoditi yang dibutuhkan masyarakat.

Demikian disampaikan pengamat komunikasi politik Ari Junaedi kepada JPNN.com (Group Jawa Pos-PojokSatu.id).

“Pasar juga menjadi tempat ‘menteri keuangan’ di setiap keluarga untuk menyiasati pengeluaran,” katanya.

Keuntungan lain dari pasar adalah bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat.

“Pasar tempat interaksi terbaik antara kandidat dengan kaum perempuan,” lanjutnya.

Menurut Ari, sejak di pemilihan Wali Kota Surakarta beberapa tahun lalu, pasar merupakan tempat favorit Jokowi untuk mengetahui aspirasi kaum perempuan.

Bahkan, Jokowi melakukan revitalisasi Pasar Gede saat menjadi Wali Kota Surakarta.

Hal itu dilakukan jauh sebelum Sandiaga Uno memulai kampanyenya dengan berkeliling ke daerah-daerah dengan selalu mengunjungi pasar-pasar.

Akan tetapi, tegasnya, ada perbedaan signifikan antara blusukan Jokowi dengan Sandi.

“Saya kira Jokowi blusukan ke pasar-pasar sangat natural dan jauh dari kesan kampanye. Kalaupun ada peningkatan suara dari kaum perempuan yang rajin ke pasar, itu adalah bonus,” jelasnya.

Berbeda dengan Sandi yang terlihat rajin ke pasar-pasar sejak Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dan dilanjutkan di Pilpres 2019.

Pembimbing disertasi S3 ini menilai Sandi terkesan tidak natural dan tergagap-gagap ketika mendengar obrolan soal harga di pasar.

Lebih lanjut Ari mengatakan, ada beberapa alasan calon pemimpin rajin berkunjung ke pasar.

Antara lain, bakal dimaknai calon pemilih sebagai orang yang peduli dengan kehidupan rakyat kecil.

“Pemimpin yang diharapkan paham dengan kebutuhan dan kesulitan rakyat kecil, mengingat sebagian besar masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah memilih pasar sebagai tempat mencari kebutuhan,” pungkas Ari.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: