logo
×

Senin, 26 November 2018

Kiai Ma'ruf Soal Reuni 212: "Wiro Sableng" Wassalam

Kiai Ma'ruf Soal Reuni 212: "Wiro Sableng" Wassalam

NUSANEWS - Jelang Reuni 212, Kiai Ma'ruf Amin kemarin memberikan "fatwanya" soal ini. Menurut Ma'ruf gerakan yang didirikan untuk memenjarakan Ahok ini sudah wassalam. Tak perlu diteruskan lagi.

"Gerakan 212 saya yang bikin. Buat saya, 212 sudah selesai, itu (persoalan) penegakan hukum. Sudah selesai dan bubar," ujar Ma'ruf kepada wartawan, saat menghadiri Milad ke-75 Pesantren Nur El Falah di Petir, Serang, Banten, kemarin.

Sang Kiai punya cerita kenapa aksi 212 yang dikomandoi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI ini dianggapnya wassalam. Menurutnya, aksi ini telah mencapai tujuannya, yaitu memasukkan eks gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ke dalam penjara sebagai penista Agama Islam.

Kini, kata Ma'ruf, gerakan 212 justru kembali dihidupkan oleh kelompok tertentu dengan nama Persaudaraan Alumni (PA) 212 atau Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF)-Ulama. "Yang ini tidak jelas tujuannya. Malah jadi kegiatan politik," tegasnya.

Menanggapi hal ini Ketua GNPF-Ulama Yusuf Martak mengakui, GNPF MUI sudah 'bubar' dan berganti nama menjadi GNPF Ulama.

Dijabarkannya, GNPF Ulama tercetus karena tak ada kaitannya lagi dengan MUI.

Sama halnya dengan GNPF Ulama, 212 berubah menjadi PA 212 karena ingin memperluas keorganisasian. Yusuf bilang, 'bubar'-nya 212 berganti menjadi PA 212 membuat pengurusan ormas itu lebih luas.

"Ini kan reuni, reuni 212. Itu reuni atas aksi yang pernah dilakukan di 212 yang kebetulan dihadiri oleh beberapa umat Islam dan simpatisan dari semua di Jabodatabek dari beberapa daerah. Karena acara itu berjalan sukses, hikmat, baik, tentram, aman, damai. Maka tak ada salahnya diadakan reuni," kata Yusuf Martak saat dihubungi, kemarin.

Soal acara reuni 212, Yusuf menegaskan sudah mendapat perizinan menggunakan Monas dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Panitia reuni juga sudah mengirim surat pemberitahuan kepada kepolisan. "Izinnya juga sudah keluar dari Gubernur dan pemberitahuan kepada aparat juga sudah selesai. Jadi santai aja," imbuhnya.

Yusuf juga mengatakan pemerintah tak perlu khawatir dengan reuni 212 yang momennya berdekatan dengan Pilpres 2019. Menurutnya jika ada salah satu capres yang was-was citranya redup karena reuni 212, dipersilakan membuat kegiatan serupa.

Di dunia maya, soal reuni 212 juga ramai diperbincangkan. "Monas, di bangun oleh pemerintah untuk tempat wisata keluarga bukan buat tempat reuni kelompok Wiro Sableng 212. Anies kan gubernur tak tau aturan Monas di izin kan buat reuni PA 212," cuit @andhika88410749.

Eks Anggota Demokrat, Nazaruddin Sjamsudin justru memberi masukan kepada Presiden Jokowi soal ini. "Daripada merisaukan reuni 212, lebih baik pemerintah memanfaatkannya sebagai sarana promosi Indonesia ke dunia internasional secara gratis. Membantu acara itu berlangsung aman damai justru membantu usaha pemerintah mempromosikan investasi dan turisme. Kalo nakut-nakutin dunia, yang akan rugi pemerintah juga. Be smart!" saran @nazarsjamsuddin

@Hilmi28 mencuit begini, "Ada yg bilang Pak Jokowi lbh pantas diundang dibanding Pak Prabowo di Reuni 212 nanti. Menurut saya, undang aja dua2nya, nanti kita absen seluruh Alumni 212 yang hadir...biar ketahuan Alumni 212 dukung Paslon mana? Adil kaaannn ??" ***

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: