
NUSANEWS - Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa komentar Presiden Donald Trump pada investigasi pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi mengisyaratkan bahwa ia akan diam saja pada kejadian itu apapun yang terjadi. Selasa lalu (20/11) Trump berjanji akan tetap menjadikan Arab Saudi sebagai aliansinya meski Pangeran Mohammed Bin Salman tahu tentang rencana pembunuhan Khashoggi bulan lalu.
Cavusoglu juga mengatakan Amerika Serikat (AS) tidak memberi informasi pada Turki mengenai rekaman suara pembunuhan Khashoggi, satu hari setelah harian Turki melaporkan bahwa CIA memiliki rekaman tentang Putra Mahkota Arab Saudi yang memberi perintah "lenyapkan Khashoggi sesegera mungkin’.
Rekaman itu berisi perbincangan telepon antara Mohammed Bin Salman dengan saudaranya Khaled bin Salman yang merupakan duta besar Arab Saudi untuk AS. Menurut laporan Hurriyet News, Direktur CIA Gina Haspel memberikan isyarat bahwa pihaknya memiliki rekaman itu.
Kolumnis Hurriyet, Abdulkadir Selvi mengklaim jika investigasi tentang pembunuhan ini dibuka secara internasional, kemungkinan fakta-fakta terkait pembunuhan Khashoggi akan mengejutkan.
Cavusoglu mengatakan, “Trump mengeluarkan pernyataan ‘Saya akan menutup mata apapun yang terjadi’. Uang bukanlah segalanya. Kita tidak boleh beranjak dari nilai kemanusiaan,”.
Sebelum Cavusoglu, Trump mengatakan “Bisa saja Putra Mahkota tahu tentang tragedi ini. Mungkin saja ia melakukannya, mungkin juga tidak. Faktanya adalah… mereka memiliki kekayaan sangat besar, pekerjaan yang sangat banyak dari setiap pembelian yang mereka lakukan dan sangat penting, mereka juga menjaga agar harga minyak tetap murah,” papar Trump sebagaimana dilansir dari Independent pada Jum’at (23/11).
Meski begitu, Cavusoglu mengatakan tidak ada alasan bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Putra Mahkota untuk tidak bertemu selama Pertemuan G20. Hanya saja, keputusan terakhir ada pada Presiden Erdogan.
SUMBER