
NUSANEWS - Penyelenggaraan Muktamar Pemuda Muhammadiyah 2018 yang digelar di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, membuat sejumlah peserta resah.
Pasalnya, beredar kabar ada praktik politik uang yang terjadi.
Hal itu bahkan diungkap oleh sejumlah peserta muktamar. Dimana dikabarkan ada pemberian tiket dan fasilitas dari para calon yang akan bertarung.
Akan tetapi, Muhammadiyah dan organisasi otonomnya selama ini punya pengalaman yang baik dalam setiap pelaksanaan suksesi kepemimpinan.
Tidak ada money politic alias politik uang di dalamnya.
Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ketua Bidang Hukum, HAM dan Kebijakan Publik, Busyro Muqoddas, dalam seminar “Membangun Integritas Bangsa” dalam rangkaian agenda Muktamar Pemuda Muhammadiyah 2018 di Yogyakarta, Selasa (27/11).
“Sebagai organisasi dakwah, Muhammadiyah dan ortomnya, seperti Pemuda Muhammadiyah alhamdulillah pada umumnya mulai dari dulu clean and clear,” kata Busyro Muqoddas.
Busyro menyampaikan demikian menjawab pertanyaan sejumlah peserta Muktamar yang meresahkan adanya dugaan politik uang dalam Muktamar saat ini.
Mereka meminta nasihat kepada Busyro bagaimana mencegah agar hal itu tidak terjadi.
Busyro menegaskan politik uang merupakan bentuk penghinaan. Kader Pemuda Muhammadiyah jangan mau dihina. Karena itu harus ditolak dengan tegas.
“Diproses secara internal. Diusut duitnya dari mana. Tapi jangan dipukul. Saya yakin tidak akan terjadi (politik uang) di Muktamar,” katanya.
“Kalau ada, tolak dengan tegas. Tapi jangan pakai kekerasan,” tegasnya.
Dia juga menepis anggapan pemberian tiket dan fasilitas dari para calon sebagai bentul taawun atau tolong menolong seperti disinggung oleh peserta.
“Omong kosong itu. Taawun itu untuk kebaikan dan taqwa. Jangan taawun untuk perbuatan dosa dan permusuhan,” pungkas Busyro, mantan pimpinan KPK itu.
SUMBER