logo
×

Senin, 26 November 2018

Sekali Kencan, Waria Ini Pasang Tarif Rp500 Ribu, Berani Coba?

Sekali Kencan, Waria Ini Pasang Tarif Rp500 Ribu, Berani Coba?

NUSANEWS - Tak sedikit waria yang terjerumus transaksi esek-esek menggunakan cara modern.

Tak perlu lagi mangkal di pinggir jalan karena berisiko terjaring razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), mudah masuk angin, serta rawan tindak kriminalitas. Dengan smartphone, waria pelacur tinggal memilih aplikasi media sosial seperti BeeTalk, WeChat, MiChat, dan WhatsApp.

Balpos mencoba menelusuri aktivitas jasa prostitusi waria tersebut melalui medsos. Sebagian besar di antaranya kerap memasang foto profil seksi, cantik dengan memamerkan payudara yang sangat mirip seperti payudara wanita. Bila tak jeli, pelanggan bisa tertipu dengan foto unggahan tadi.

Salah seorang waria, sebut saja Dea. Lewat MiChat dengan Balpos,waria berkulit putih mulus serta berambut panjang ini mengaku sudah menjajakan diri sejak tahun 2007. Awalnya dia mangkal di kawasan Telaga Sari, Gunung Pasir, hingga akhirnya terjadi longsor yang memutuskan jalan besar.

“Lama sudah, dulu masih di Gunung Pasir situ. Tapi, karena longsor, jadinya sudah berhenti. Nah, habis itu ya kembali lagi, tapi nggak kayak dulu sudah,” ujarnya saat Balpos mengajak kopi darat di kawasan Jalan Ahmad Yani.

Kini Dea memilih menjajakan diri melalui online. Menurutnya, pelanggan yang dia dapat melalui dunia maya lebih banyak dibandingkan harus mangkal. Dalam satu hari, dia bisa mendapatkan minimal satu hingga dua pelanggan. Keuntungan yang didapat lebih besar, karena pelanggan dan dirinya tawar-menawar harga saat mengobrol di medsos.

“Biasanya sih Rp 500 ribu, tapi kalau nego bisa paling murah itu Rp 100 ribu. Ya, lumayan sih dibanding harus capek-capek mangkal, ya ‘kan?” kata Dea sembari memepetkan tubuhnya yang ramping ke Balpos.

Tarif Rp 500 ribu memang pantas buat Dea yang penampilannya benar-benar seperti cewek. Tinggi mencapai 170 sentimeter dengan berat badan yang proporsional. Payudaranya tergolong jumbo, kulitnya putih dan mulus terawat.

Dea melanjutkan obrolan. Kata dia, rata-rata per bulannya dia mampu meraup untung sebesar Rp 3 juta hingga Rp 7 juta. Tapi, penghasilan kotor itu tidak semata dari praktik esek-esek. Pekerjaan lainnya menjadi penyanyi karaoke organ tunggal dengan tarif Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu.

“Dapat Rp 3 juta (ngeseks, Red) ada aja kalau lagi ramai-ramainya. Belum lagi upah nyanyi. Ya, kalau kebutuhan cukup-cukup aja,” ungkapnya.

Waria pelacur lainnya yang ditemui Balpos dengan memanfaatkan medsos bernama Rina. Yang satu ini lebih cantik dibandingkan Dea. Pinggulnya seperti gitar Spanyol, suaranya merdu layaknya cewek asli. Rambutnya yang panjang dibiarkan terurai. Sejumlah waria yang ditemui Balpos menyebutkan, Rina inilah salah satu kembangnya waria Kota Madinatul Iman.

“Aku ini berkelas, mana mau pasang tarif rendah begitu,” tutur Rina saat media ini mencoba melakukan negosiasi melalui aplikasi MiChat.

Saat negosiasi, Rina mengatakan, memasang tarif sebesar Rp 1 juta. Tarif ini masih bisa dinego hingga Rp 600 ribu untuk satu kali jasa memuaskan nafsu birahi pria. Secara tegas, Rina berani menggaransi servis yang diberikannya akan memuaskan dan membuat pria manapun klepek-klepek.

“Ya, yang pasti anal. Tapi itu (Rp 600 ribu, Red) tarifku paling rendah loh ya,” tuturnya dengan nada centil.

Dari menjalankan praktik esek-esek, Rina mengatakan pernah berpenghasilan Rp 6 juta hanya dalam satu malam saja. Tentu saja tidak setiap malam dirinya mendapat uang hasil praktik prostitusi sebesar itu.

“Paling tinggi, saya dapat Rp 6 juta semalam. Cowok yang saya layani sampai empat pelanggan,” bebernya. Siapa aja pelanggannya, Mbak? Pasti om-om ya? “Nggak jugalah,” bantah Rina.

Dia melanjutkan, kalangan remaja ada pula yang mencari waria untuk menyalurkan syahwatnya. Namanya pria, tentu tahu secara persis bagaimana memuaskan seorang pria. Bahkan, beber Rina, sekelas tukang ojek pun mainnya waria. Hanya saja mereka minta dipuasin secara sembunyi-sembunyi di tempat sepi dengan alasan malu ketahuan.

“Banyak aja kok yang mau buktinya. Berarti ‘kan tidak bisa dipungkiri kami ini dicari,” tutup Dea.


SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: