
NUSANEWS - Pidato ‘tampang Boyolali’ Prabowo Subianto terus menuai polemik. Bahkan, pidato itupun sudah dilaporkan ke polisi.
Laporan itu dibuat oleh salah satu warga Boyolali yang tinggal di Jakarta ke Polda Metro Jaya, dengan dugaan penyebaran ujaran kebencian.
Di sisi lain, belasan ribuan warga Boyolali turun ke jalan memprotes pernyataan capres nomor urut 02 itu.
Tak hanya itu, Bupati Boyolali Seno Samodra yang juga tak terima pun menyerukan seluruh warga Boyolali agar tak memilik Prabowo di Pilpres 2019 mendatang.
Menanggapi hal itu, Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Anthony Leong mengajak semua pihak menonton video tersebut secara utuh dan tidak dipoltisasi.
Ia menegaskan, apa yang disampaikan capres-nya itu esensi utamanya adalah masih adanya ketimpangan antara si kaya dan si miskin.
“Ke depan komitmen Prabowo-Sandi adalah pemerataan di bidang ekonomi, distribution of wealth belum merata ini yang harus diperhatikan,” ujar Anthony kepada JawaPos.com (grup PojokSatu.id), Senin (5/11).
Menurut Anthony, pernyataan Prabowo Subianto telah dipolitisasi oleh orang-orang tidak bertanggung jawab.
Sehingga memotong video yang terkesan menyudutkan kubu Prabowo.
“Ada pihak sehingga sengaja mengedit ini dan dibuat untuk mendiskreditkan, padahal concern utama dari pidato tersebut adalah kesejahteraan masyarakat yang belum merata,” katanya.
Sebagaimana diketahui, ratusan warga Boyolali melakukan aksi bela ‘tampang Boyolali’ yang dipusatkan di Jalan Pandanaran dan Gedung Balai Sidang Mahesa, Boyolali, Minggu (4/11/2018).
Di hadapan belasan ribu peserta aksi, Bupati Boyolali Seno Samodra menyerukan agar tidak memilih Prabowo dalam Pilpres mendatang.
“Kita harus membuat sikap bermartabat, yakni tidak memilih Prabowo dalam Pilpres mendatang. Dan menang mutlak tidak untuk Prabowo,” tegas Seno.
Menurutnya, dengan tidak memilih Prabowo dalam Pilpres mendatang, sudah cukup untuk membalas atas apa yang dilakukan mantan Danjen Kopassus tersebut terhadap seluruh masyarakat Boyolali.
Dimana dalam pidatonya, Prabowo dianggap telah melecehkan warga Boyolali. Tidak hanya itu, kata-kata Prabowo juga telah menyakiti perasaan warga Boyolali.
“Menurut saya, cukup, tidak perlu memilih dia (Prabowo),” cetusnya.
Seno menilai, apa yang dilakukan mantan menantu Presiden Soeharto itu sebagai sebuah tindakan yang tidak bisa dimaafkan lagi.
Pasalnya, Prabowo telah menyakiti perasaan seluruh masyarakat Boyolali tanpa terkecuali.
Padahal, selama ini banyak warga dari Boyolali yang sukses. Sehingga apa yang disampaikan Prabowo tersebut sebagai sesuatu yang sangat melecehkan.
“Maka dalam forum ini kita sepakat untuk tidak memilih Prabowo dalam Pilpres. Dan saya sampaikan pesan kepada warga Boyolali dimanapun berada untuk tidak mencoblos Prabowo,” ucapnya.
Tak hanya itu, Prabowo juga sudah dipolisikan ke Polda Metro Jaya oleh seorang warga Boyolali yang berdomisili di Jakarta.
Laporan tersebut diterima dengan Nomor: LP/6004/XI/2018/PMJ/Dit.Reskrimsus tertanggal 2 November 2018.
Dalam laporan itu Prabowo diduga mendistribusikan informasi elektronik yang bermuatan kebencian.
Dia dijerat dengan Pasal 28 ayat 2 Juncto Pasal 45A ayat 2 UU RI Nomor 19 tentang ITE dan atau Pasal 4 huruf b angka 2 Juncto Pasal 16 UU RI Nomor 40 tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis dan atau Pasal 156 KUHP.
SUMBER