
NUSANEWS - Puluhan rumah di sepanjang aliran sungai Biluk Poh, Kecamatan Mendoyo, Jembrana mengalami kerusakan. Kerusakan tersebut dipicu banjir bandang pasca hujan lebat pada Sabtu sore (22/12/2018).
Puluhan rumah yang rusak itu berada di Lingkungan Biluk Poh Kangin, Kelurahan Tegalcangkring dan Banjar Anyar Kelod, Desa Penyaringan. Meski menimbulkan kerusakan cukup parah, peristiwa ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Informasi yang terhimpun pada Minggu (23/12/2018), debit air Sungai Biluk Poh meningkat drastis pada Sabtu malam sekitar pukul 23.00 Wita. Dalam sekejap, luapan air sungai masuk ke pemukiman warga.
Kerusakan akibat banjir bandang itu juga diperarah dengan gelondongan berbagai batang kayu yang hanyut bersama aliran sungai. Begitu juga dengan puluhan mobil dan motor. Bahkan, peristiwa ini membuat beberapa warga kehilangan hewan ternaknya.
“Ini bencana yang kedua kalinya terjadi disini. Kondisinya lebih parah dari tahun 1998 lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa, meskipun banyak harta benda maupun ternak warga yang hanyut terbawa arus,” ujar Putu Adi,46, salah seorang warga yang terkena banjir.
Selain menerjang rumah warga, banjir bandang disertai material yang didominasi kayu-kayu besar ini juga menutupi seluruh bagian jembatan sungai Biluk Poh dan mengakibatkan arus lalu lintas jalur Denpasar-Gilimanuk melalui Kabupaten Jembrana lumpuh total.
Dari pantauan pada Minggu pagi, permukaan jembatan dengan panjang sekitar 80 meter itu dipenuhi material lumpur bercampu sampah kayu. Bahkan sebatang kayu berdiameter sekitar satu meter dengan panjang sekitar 50 meter terlihat menutupi sebagian badan jalan.
Kondisi itu mengakibatkan arus lalu lintas jurusan Denpasar-Gilimanuk lumpuh selama kurang lebih 12 jam. Rekayasa lalu lintaspun dilakukan pihak Kepolisian setempat dengan melakukan pengalihan arus lalu lintas. Kendaraan yang baru keluar dari Pelabuhan Gilimanuk menuju Denpasar, dialihkan melalui jalur Singaraja.
“Selama proses evakuasi masyarakat kami imbau menggunakan jalur alternatif . Khususnya yang menuju arah Gilimanuk atau Denpasar,” tukas Kasatlantas Polres Jembrana, AKP Yoga Widiyatmoko.
Dampak banjir bandaung juga terjadi di tiga desa lainnya. Yakni Desa Yehembang Kangin, Desa Yehembang dan Desa Yehembang Kauh.
Kemudian beberapa kendaraan dilaporkan hanyut. Dan jembatan gantung yang menghubungkan Banjar Tegak Gede dengan Banjar Sumbul di Desa Yehembang Kangin yang baru selesai dibangun setahun lalu putus total.
“Disini hanya jembatan gantung yang putus, rumah warga dan ternak warga tidak ada yang hanyut karena banjir bandang hanya terjadi di alur sungai,” ujar Ketut Nerti,41 salah seorang warga setempat.
Berdasarkan data sementara, sebanyak 43 kepala keluarga dilaporkan menjadi korban di Banjar Anyar Kelod Desa Penyaringan. Sedangkan di Lingkungan Biluk Poh Kangin, jumlahnya 45 kepala keluarga.
SUMBER