
NUSANEWS - Pasukan gabungan TNI-Polri kemarin terus merangsek masuk ke wilayah Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. Hasilnya, mereka berhasil mengevakuasi seorang korban selamat. Mereka juga menemukan jenazah 15 orang yang diduga korban kekejaman kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) Papua.
Aksi KKSB pimpinan Egianus Kogoya terbilang sadis. Berdasar keterangan korban selamat kepada Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi, pada 1 Desember seluruh karyawan PT Istaka Karya sebenarnya memutuskan untuk tidak bekerja.
Mereka memutuskan itu lantaran sudah mengetahui KKSB akan melaksanakan upacara.
Sebagaimana diketahui, 1 Desember diklaim kelompok tersebut sebagai hari kemerdekaan Papua Barat. Acara itu, sambung Aidi, dibarengi agenda bakar batu bersama masyarakat setempat. Lantaran ada pekerja PT Istaka Karya yang memotret rangkaian acara tersebut, KKSB lantas mendatangi base camp mereka.
Aidi menuturkan, KKSB datang sekitar pukul 15.00 WIT. Dengan berbagai senjata tajam dan senjata api, puluhan anggota kelompok itu memaksa 25 pekerja PT Istaka Karya keluar dari base camp.
“Selanjutnya, digiring menuju Kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat,” imbuhnya. Sampai Minggu (2/12) para pekerja tidak dilepaskan. Sekitar pukul 07.00 WIT mereka dibawa ke puncak Bukit Kabo.
Dalam perjalanan dari Kali Karunggame ke Bukit Kabo, puluhan pekerja PT Istaka Karya diminta berjalan jongkok. Saat itulah KKSB menembaki mereka.
“Sebagian pekerja tertembak mati di tempat, sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah,” ungkap Aidi.
Total sebelas pekerja PT Istaka Karya berpura-pura tidak bernyawa. Namun, lima di antaranya ketahuan saat hendak melarikan diri. Mereka langsung dieksekusi dengan menggunakan senjata tajam.
Enam lainnya berhasil menyelamatkan diri. Meski tidak bersamaan, arah mereka sama. Menuju Distrik Mbua.
“Dua orang belum ditemukan. Sedangkan empat orang selamat,” imbuh Aidi.
Oleh aparat gabungan TNI-Polri, mereka dibawa ke Pos Batalyon Infanteri (Yonif) 755/Yalet. Kemudian, diterbangkan ke Wamena. Mengikuti evakuasi para korban ke Wamena, prajurit TNI di pos itu juga memilih mundur. Mereka berkumpul dengan pasukan gabungan yang tiba di Distrik Mbua dua hari lalu. Sebab, pos Yonif 755/Yalet yang sempat diserbu KKSB dinilai tidak aman. Jumlah mereka juga tidak sepadan dengan KKSB yang datang.
Seorang prajurit TNI bernama Serda Handoko meninggal setelah serbuan KKSB.
“Saat itu (mundur dari pos, Red) seorang anggota atas nama Pratu Sugeng juga tertembak di lengan,” jelas Aidi. Berdasar keterangan Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Infanteri Dax Sianturi, jenazah Serda Handoko sudah dibawa dari Distrik Mbua ke Distrik Kenyam yang juga ibu kota Kabupaten Nduga. Pun demikian dengan Pratu Sugeng. Dia dibawa ke Distrik Kenyam untuk mendapat penanganan medis.
“Hasil otopsi (pada jenazah Serda Handoko, Red) oleh tim medis AD, ditemukan luka tembak di bagian punggung,” jelas Dax.
Kemarin pagi pasukan gabungan TNI-Polri kembali bergerak dari Distrik Mbua. Mereka menuju Distrik Yigi untuk mendatangi lokasi yang diduga tempat eksekusi pekerja PT Istaka Karya.
Berdasar keterangan Dax, penyisiran sementara ini menghasilkan temuan 15 jenazah.
“Ditemukan meninggal dunia di area puncak Kabo,” ungkap dia.
Selain itu, pasukan menemukan seorang korban selamat bernama Jhony Arung.
Nama Jhony Arung masuk daftar 24 nama yang sebelumnya dilaporkan Senin sore (3/12) oleh seorang pendeta bernama Wihelmus Kogoya.
Namun, sampai tadi malam pasukan gabungan belum bisa memastikan identitas 15 korban meninggal yang mereka temukan.
“Sehingga belum bisa dipastikan apakah keseluruhan 15 korban tersebut adalah karyawan PT Istaka Karya,” jelasnya.
Hingga kemarin, Sekretaris Perusahaan PT Istaka Karya Yudi Kristanto belum bersedia memberikan daftar nama pekerja yang bertugas di Distrik Yigi.
Dia mengatakan, daftar nama pekerja bakal disampaikan dalam rilis resmi setelah diketahui secara pasti jumlah dan identitasnya.
“Kami juga menjaga perasaan keluarga korban,” ungkapnya. Lantaran hari sudah gelap, evakuasi 15 jenazah tersebut bakal dilaksanakan hari ini (6/12).
Jenazah bisa dibawa ke Wamena atau Timika. Seorang anggota Polri yang terluka saat bergerak masuk Distrik Yigi juga dievakuasi ke Wamena.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menuturkan, berdasar hasil penyelidikan, motif utama aksi KKSB adalah menunjukkan eksistensi kelompok mereka pada momen 1 Desember lalu. Hanya, pada perayaan kali ini modelnya berbeda dan lebih ekstrem. Tidak sebatas melakukan pengibaran bendera seperti tahun-tahun sebelumnya.
Lantas, kenapa penyerangan tidak menyasar aparat, tapi justru menyerang pekerja konstruksi? Tito menyebut itu merupakan opsi kedua. “Yang diserang biasanya aparat. Kalau aparatnya sulit, ya cari sasaran yang lemah.”
Terkait asal persenjataan, dia menyebut beberapa sumber. Mulai hasil rampasan terhadap anggota TNI atau Polri yang lengah, sisa persenjataan konflik Ambon, sampai senjata-senjata selundupan dari daerah perbatasan Papua Nugini. Pasukan gabungan TNI-Polri telah diutus untuk menyelesaikan masalah itu.
SUMBER