logo
×

Selasa, 26 Maret 2019

Litbang Kompas Sebut Hasil Surveinya Mirip Lembaga Lain

Litbang Kompas Sebut Hasil Surveinya Mirip Lembaga Lain

NUSANEWS - Litbang Kompas mengklaim hasil survei Pilpres 2019 yang dirilis 20 Oktober lalu tidak memiliki tendensi terhadap salah satu pasangan calon. Hal itu menanggapi polemik hasil survei Litbang Kompas atas elektabilitas capres dan cawapres beberapa waktu lalu.

Peneliti Libang Kompas Toto Suryaningtyas mengatakan hasil survei Litbang Kompas masih dalam rentang margin of error dari hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

"Sebetulnya kalau dilihat dari sisi statistik angka kami sebetulnya masih masuk di dalam rentang margin of error dari lembaga-lembaga yang lain," ujar Toto dalam diskusi publik bertema 'Analisis Hasisl Survei: Mengapa Bisa Beda' di Jakarta, Selasa (26/3).

Survei Litbang Kompas menemukan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf alami penurunan menjadi 49,2 persen. Sementara Prabowo-Sandi alami kenaikan menjadi 37,4 persen.

Margin of error Litbang Kompas plus minus 2,2 persen. Dengan rentang demikian, Toto menyebut hasil survei Litbang Kompas tak berbeda dengan survei terbaru Charta Politika yang menemukan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 53,6 persen dengan margin of error plus minus 2,19 persen.

"Angka kami 49,2, angkanya Mas Yunarto dari Charta dikurangi 2,2 (persen) (margin of error), masih ketemu di angka yang sama. Itu kalau kita mau bicara soal angka statistiknya. Jadi kalau bicara angka, kami ini sebenarnya tidak berbeda jauh," ujarnya.

Lebih lanjut, Toto merespons soal tudingan bahwa Litbang Kompas menggunakan angka yang skeptis dalam hasil surveinya. Ia melihat hal itu terjadi karena elektabilitas paslon 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meningkat.

"Kami sejak awal tidak ada skenario, setting, intensi, atau perilaku baik dalam penyusunan konsep, pengambilan data, atau analisa itu tidak ada kecondongan apapun baik kepada 01 maupun 02," ujar Toto.

Dalam kaitannya dengan intensi personel peneliti Litbang Kompas terhadap salah satu paslon, ia tak menampik hal itu bisa terjadi. Akan tetapi intensi itu hilang ketika proses survei dilaksanakan.

"Begitu urusan hasil survei ini dia netral. Dia bersih dari tendensi kecondongan. Itu sudah menjadi langgam kami dari dulu, sejak kami menggelar survei nasional mengamati pemerintahan," ujarnya.

"Jadi kalau hasilnya sekarang semacam itu mungkin ada narasi-narasi yang mendorong bagi publik untuk mengira kami ini mempunyai maksud tertentu. Itu kalau bisa saya sampaikan, itu tidak ada," ujar Toto menambahkan.

Di sisi lain, Toto menyampaikan Litbang Kompas sejak lama telah melakukan survei untuk mengukur elektabilitas kandidat di pemilu, preferensi politik, hingga persepsi publik terhadap pemerintah atau lembaga.

Dalam perkembangannya, ia mengaku Litbang Kompas selalu memperbarui metode dalam membuat survei.

"Artinya selama ini meskipun metode yang kami gunakan untuk mengukur apresiasi, persepsi, kemudian pandangan dari masyarakat ini metodenya selalu kami sesuaikan dari waktu ke waktu. Itu menurut hemat kami masih cukup akurat, relevan mengukur fenomena yang terjadi," ujarnya. (jps/wis)

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: