logo
×

Rabu, 12 Juni 2019

Pengamat: Kivlan Zen Punya Banyak Anak Buah yang Hormat Sama Dia

Pengamat: Kivlan Zen Punya Banyak Anak Buah yang Hormat Sama Dia

DEMOKRASI - Polisi menetapkan dua tersangka baru kasus rencana pembunuhan empat petinggi negara dan satu pimpinan lembaga survei. Mantan Pangkostrad Kivlan Zein diketahui memberikan perintah terhadap para eksekutor tersebut. Lantas apa motif di balik rencana pembunuhan ini? Simak wawancara DW Indonesia dengan Peneliti Pertahanan LIPI, Muhamad Haripin, terkait polisi menetapkan Kivlan Zein sebagai tersangka rencana pembunuhan terhadap empat petinggi negara.

Polri baru saja menggelar konpers perkembangan kasus kerusuhan 22 Mei sekaligus rencana pembunuhan empat petinggi negara, Kivlan Zein ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan senjata untuk pemufakatan jahat rencana pembunuhan. Tanggapan Anda?

Kalau saya melihatnya perkembangan terakhit itu bahwa rencana pembunuhan itu ada kaitanyya dengan pilpres tapi di majalah Tempo dibilang ternyata ini bukan berhubungan dengan Pilpres melainkan dendam pribadi Kivlan Zein. Karena tahun 2016 bertepatan November demo Ahok itu, bahwa Pak Kivlan Zein, Ratna Sarumpaet bahkan dikenakan pasal makar. Menarik, kalau saya melihat lebih kepada peristiwa ini, pertama rencana pembunuhannya sendiri adalah sebuah aktivitas politik. Bahwa orang yang ditargetkan empat orang, mantan Wakapolri atau Kepala BIN, Gorrys Mere, Wiranto, Luhut Binsar Pandjaitan, sudah pasti motifnya politik bukan ekonomi, bukan karena sosial tapi memang karena politik. Upaya pengungkapannya, untuk penyelidikannya dari polisi menurut saya bermuatan politk juga. Saya tidak bilang terjadi politisasi, tapi kita tahu tokoh Kivlan Zein tidak bisa dipandang sebelah mata. Ketika mantan petinggi kepala staf Pangkostrad terkait kasus yang dikenakan adalah kepemilikan senjata api untuk rencana pembunuhan, pemufakatan jahat, dia bukan orang sembarangannya. Sebelumnya Pak Wiranto bilang akan ada konferensi pers pada hari ini, itu bermuatan politik, sebuah upaya untuk meredam politik diluar atau mencegah dampak-dampak lanjutan untuk pemerintah sendiri. Jika kita bercermin ke kasus-kasus lain, meskipun Pak Kivlan seorang Purnawirawan atau seorang sipil, dia bukan lagi seorang tentara aktif, tapi kan tentu jabatan yang pernah melekat di dia tidak terlepas dan dia juga punya anak buah orang-orang yang tentu hormat sama dia. Mungkin polisi merasa perlu untuk melakukan tindakan preventif, katakana aksi-aksi atas penangkapan ini.

Eksekutor –eksekutor rencana pembunuhan tersebut diketahui adalah anak buah Kivlan Zein. Bisa dibilang mereka melawan TNI kah?

Dari sisi psikologis, yang saya lihat memang teman-teman TNI punya loyalitas tinggi terhadap atasannya. Apalagi tokoh-tokoh yang berada dalam satu matra atau satu kesatuan. Loyalitas disitu ada, secara di atas kertas panglima tertingi ada di presiden tapi kita kan kita tidak bisa menafikkan secara perorangan dimana mereka memiliki preferensi tersendiri.

Konpers tadi sendiri dibagi tiga sesi, membahas kerusuhan 21-22 Mei, kepemilikan senjata api oleh mantan Danjen Kopassus Soenarko, dan rencana empat pembunuhan empat petinggi negara tersebut. Apakah Anda melihat adanya benang merah di antara tiga kasus tersebut, karena kita ketahui berada dalam satu timeline?

Kalau intuisi saya bilang ada kaitannya. Menurut saya ini semua terkait dinamika politik elektoral 17 April dan 22 Mei. Apakah ada yang menunggangi atau seperti apa kita tunggu polisi. Kenyataan politik sekarang itu kita melihat tidak bisa dipinggirkan begitu saja, katakanlah pembunuhan empat petinggi dan satu direktur eksekutif itu rencana yang terpisah. Nanti tentu akan terbukti ketika momen itu dilakukan berdekatan dengan 22 Mei ini. Karena waktunya berdekatan dan juga momentumnya ada, tapi itu kan adalah keterkaitan satu sama lain, misalnya pak mantan Danjen Kopassus Soenarko jelas muatannya yaitu untuk membuat kerusuhan kemudian juga  jelas mobilisasi massa juga digerakkan oleh salah satu relawan BPN. Yang agak menyimpangmemang kasus Pak Kivlan ini, ini dilaporkan kan eksekutor ini bilang urusan ini lebih urusan pribadi. Saya pikir Pak Kivlan mungkin tentu jika petahana yang menang dia  akan merasa terganggu karena orang-orang yang dibenci masih akan berkuasa . Jadi rencana pembunuhan itu juga bisa dibilang bagian upaya sebagai menangkal petahana. Saya pikir masih berhubungan walaupun tidak secara langsung, kita harus lihat secara komprehensif.

Yang menarik adalah keputusan polisi untuk membiarkan hal ini terjadi. Kalau kita lihat foto tadi ada foto-foto pertemuan Kivlan Zein (sudah diikuti), itu bukan atraksi OTT, dibiarkan dulu sampai bukti cukup kemudian baru ditangkap, ini menarik. Ini ditunggu dulu sampai ada momentum baru ditangkap, terus diungkap ke public setelah lebaran setelah masuk kantor. Ini menarik.

Dalam kasus ini bisa dilihat banyak sekali babak dan orang penting yang terlibat. Dari mantan Kapolda Metro Jaya  Sofyan Jacob hingga Tim Mawar 98, bagaimana Anda melihat situasi ini?

Saya pikir kasus Tim Mawar ini justru betul-betul mesti jadi pelajaran untuk kita, mereka bisa terjadi begitu kan karena adanya imunitas. Dalam arti Tim Mawar ini melakukan pelanggaran, orang-orangnya tadi pagi ke Dewan Pers Pak Chairawan, terus Fauka, harusnya orang-orang yang terlibat dalam diputus bersalah oleh pengadilan militer. Tapi sanksi diberikan pendek dan juga terus bisa melanjutkan karirnya tidak ada efek jera begitu. Khusus tim mawar ini menjadi pelajaran bahwa harga dari sebuah imunitas sangat mahal. Orang itu ketika tidak menerima hukuman yang membuat dia jera, dia kemungkinan besar akan mengulanginya lagi. Misal Tim Mawar ini terlibat ya.

Ada pesan yang ingin Anda sampaikan kepada publik, sepertinya masih akan ada kelanjutan dari ketiga kasus tersebut?

Pelajaran kedua yang kita harus pikirkan yaitu purnawirawan itu meskipun sudah tidak menjabat dia masih powerful, masih punya pengaruh. Dan pemerintah dari dulu sangat memahami itu. Katakan orang-orang yang menjadi tentara adalah orang-orang yang memiliki kemampuan yang lebih. Katakanlah untuk tempur dan mereka tumbuh dalam lingkungan tingkat disiplin tinggi dalam korsa yang juga jalan. Tentu tidak seperti aparat kebanyakan. Dan keputusan purnawirawan pasti punya pengaruh tidak hanya untuk politk nasional tapi antara purnawirawan. Jangan sampi kita juga karena peristiwa ini, mempunyai penilaian terhadap purnawirawan buruk. Banyak juga purnawirawan dengan jabatan tinggi seperti bintang satu, brigjen kolonel, letkol sudah pensiun tetap hidup biasa tetap menjadi warga yang biasa-biasa saja. Yang sekarang bermanuver yang raksasa-raksasa yang punya koneksi punya modal punya ambisi.

Muhamad Haripin adalah peneliti di Pusat Penelitian Politik–Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P-LIPI), Jakarta. Ia menyelesaikan pendidikan strata satu di Departemen Ilmu Politik, Universitas Indonesia (2007), Magister Studi Pertahanan di Institut Teknologi Bandung-Cranfield University, UK (2010), dan Ph.D di Graduate School of International Relations, Ritsumeikan University, Kyoto (2017).

SUMBER
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: