
DEMOKRASI - Alumni Universitas Indonesia Sekolah Pascasarjana (Iluni SPs) menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Presiden ketiga RI Prof. Bacharuddin Jusuf Habibie.
"Sore ini duka menyelimuti negeri tercinta. Kami terhenyak. Satu putra bangsa dipanggil keharibaan Ilahi," kata Ketua Iluni SPs-UI Audrey Tangkudung dalam siaran persnya, Rabu (11/9).
Audrey menyebutkan, civitas akademika UI khususnya dan rakyat Indonesia umumnya merasa kehilangan. Penegak demokrasi itu yang dikenal dengan nama BJ Habibie berpulang ke ramatullah.
"Kami kehilangan sosok yang selama ini kami kagumi dari sisi kelilmuan dan juga kebangsaan dalam memimpin negeri tercinta," ujar dia.
Audrey melihat sosok Habibie selaku salah satu bapak bangsa, bapak demokrasi dan juga bapak tekhnokrat yang mempunyai kiprah luar biasa bagi kemajuan bangsa.
Lebih lanjut Audrey mengungkapkan, apa yang sudah diletakkan dalam konteks demokrasi di Indonesia tidak akan bisa dilupakan oleh bangsa ini.
"Apa yang sudah dilakukan sungguh luar biasa. Kita bisa lihat beberapa hal terkait demokrasi dan juga peran penting Habibie dalam kancah perpolitikan bangsa ini," imbuhnya.
Audrey yang juga mantan wartawan senior ini menambahkan, di tangan Habibielah, pers mengalami kebebasan di alam demokrasi, yang selama 32 tahun pers selalu dikontrol oleh penguasa saat itu.
BJ Habibie meninggal dalam usia 83 tahun. Habibie meninggal pukul 18.05 WIB setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta
Almarhum disemayamkan di rumah duka Patra Kuningan XIII Blok L XV Kav 5, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dan menurut rencana, mantan Menteri Riset dan Teknologi itu akan dimakamkan di TMP Kalibata, persis di sebelah makam Ibu Ainun Habibie. Makam ini sudah dipersiapkan Habibie sejak Ibu Ainun meninggal dunia tahun 2010 lalu. [rm]