
DEMOKRASI.CO.ID - Pada kunjungan ke lokasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kerumutan, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Minggu (15/9), Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengaku ada yang aneh.
Areal yang kebakar hanya hutan saja, sedangkan areal kebun sawit dan tanaman lainnya tidak terbakar. Hal ini merupakan indikasi adanya unsur kesengajaan.
Tito mengaku heran setelah melihat sendiri karhutla yang ada di Riau dari helikopter. Pasalnya, dari sekian ribu hektar luas lahan yang terbakar tidak satupun yang mencakup lahan perkebunan sawit dan tanaman industri lainnya.
Dia menganggap bahwa hal itu sekaligus menunjukkan masalah karhutla ini murni karena ulah manusia dan pelakunya adalah oknum yang sama.
"Apa yang sudah kami lihat dari helikopter bersama panglima TNI dan Kepala BNPB, lahan yang sudah jadi perkebunan, baik sawit maupun tanaman industri lainnya, kok tidak ada yang terbakar. Misal pun ada paling hanya sedikit dan di pinggir. Ini menunjukkan adanya praktik 'land clearing' dengan mudah dan murah memanfaatkan musim kemarau," ungkap Tito.
Fokus dalam upaya pemberantasan karhutla, Tito akan memberi 'reward and punishment' bagi anggotanya. Tito meminta agar pasukan satgas karhutla dapat lebih kompak dan menjaga solidaritas sehingga permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik.
"Polda beserta jajarannya akan kami berikan 'reward and punishment'," kata Tito.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo menggunakan helikopter TNI AU selama 25 menit dari Lanud Pekanbaru, rombongan mendarat di lapangan bola desa Kerumutan, Pelalawan, untuk meninjau karhutla di dekat pompa minyak Pertamina di Blok Eka Kuning, Minggu (15/9).
Sepanjang perjalanan, kendaraan rombongan melintasi jalan terjal berupa tanah di antara belantara perkebunan kelapa sawit. Sebelum tiba di Blok Eka Kuning, rombongan disambut dengan bekas lahan dan hutan yang terbakar, bahkan masih teramati adanya asap dari kebakaran tersebut.
Pemkab Pelalawan menyatakan bahwa 80 persen wilayah hutan dan lahan yang terbakar selalu berubah menjadi lahan perkebunan sawit atau tanaman industri lainnya. [rm]