DEMOKRASI.CO.ID - Pelajar STM mengungkapkan rasa kecewa terhadap Presiden Jokowi yang membiarkan polisi menembakkan gas air mata dan menangkap para pelajar saat berunjuk rasa beberapa waktu lalu.
Suaranasional mencoba meminta pendapat beberapa pelajar STM terkait rekannya yang terkena tembakan gas air mata dan masuk penjara.
Syarif (16) pelajar STM swasta di Penjaringan, Jakarta Utara mengatakan, harusnya Presiden Jokowi menemui langsung pelajar STM yang berunjuk rasa. “Kami senang bertemu pak Presiden,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Kata Syarif, harusnya Presiden Jokowi senang pelajar STM berunjuk rasa. “Rasa kangen Pak Jokowi untuk didemo, udah kami lakukan. Kok Pak Jokowi tidak menemui kami, justru mengirim gas air mata,” kata Syarif.
Pelajar STM Kalideres, Jakarta Barat, Ahmad Sulaiman (16) mengaku ikut demo untuk mengobati rasa kangen Presiden Jokowi. “Kalau anak-anak STM demo lagi, jangan dikirimi polisi dan gas air mata, pak Jokowi temui langsung kami,” jelasnya.
Sulaiman mengaku ikut demo beberapa waktu sebagai bentuk kepedulian bangsa dan negara. “Demonya tentang UU KPK hasil revisi. Kami tak rela negara dirampok para karuptor. Mereka ini anarkis,” jelasnya.
Nanang Kurniawan (15) pelajar STM di Bogor membantah adanya demo anarkis beberapa waktu lalu. “Oknum polisi yang bertindak anarkis. Teman-teman kami yang ditangkap polisi ketika demo diberlakukan tidak manusiawi,” papar Nanang.
Ia meminta Presiden Jokowi memfasilitasi pelajar STM untuk berdemo. [sn]