DEMOKRASI.CO.ID - Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen pada kuartal II 2019. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,27 persen.
Karena itu, ekonom UI Athor Subroto memprediksi ekonomi Indonesia sulit meningkat hingga tahun depan.
"Bisa lihat kinerja ekspor kita tidak menyenangkan. Selain itu kita juga sedang menunggu arah kebijakan goverment spending-nya nanti seperti apa. Sampai kuartal I tahun 2020-pun kemungkinan kita masih akan turun," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (11/10).
Athor menerangkan, melemahnya ekonomi juga dipengaruhi oleh defisitnya neraca perdagangan. Sebab di zaman sekarang setiap individu bisa mengimpor barang apa saja melalui marketplace. Dengan demikian, uang yang dikeluarkan tersebut akan lari ke luar negeri.
"Itu yang perlu dipecahkan oleh policy maker (pembuat kebijakan) kita. Karena kan kita sudah menandatangani kawasan bebas perdagangan dan lain sebagainya," jelasnya.
Untuk itu, menurut Athor, Presiden Joko Widodo perlu melakukan penyegaran tim ekonomi di kabinet jilid 2 nanti. Perlu kehadiran wajah baru yang punya ide lebih segar agar ekonomi Indonesia tidak makin terpuruk.
"Ya perlu penyegaran lah saya kira. Tim ekonomi harus diisi orang-orang yang memiliki kredibilitas internasional dan memiliki pemikiran yang cerdik untuk memproteksi pasar dalam negeri," pungkasnya. [rm]