logo
×

Minggu, 17 November 2019

Rizal Ramli Ungkap Posisi yang Cocok untuk Ahok, Arya Sinulingga: Abang Ini Bercandanya

Rizal Ramli Ungkap Posisi yang Cocok untuk Ahok, Arya Sinulingga: Abang Ini Bercandanya

DEMOKRASI.CO.ID - Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli memberikan tanggapannya soal wacana dipilihnya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai pimpinan di sebuah perusahaan BUMN.

Dikutip TribunWow.com, hal itu disampaikan Rizal Ramli saat menjadi narasumber dalam program Apa Kabar Indonesia Malam yang diunggah kanal YouTube Talk Show tvOne, Sabtu (16/11/2019).

Mulanya, presenter menanyakan soal pernyataan Rizal Ramli yang ada di media sosial.

"Tapi ada komentar sosial medianya Pak Rizal, bahwa kalau mau balas budi dubes (duta besar) saja, ini kenapa sih Pak Rizal?," tanya presenter tvOne pada Rizal Ramli.

Menanggapi hal itu, Rizal Ramli menilai ada kedekatan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ahok.

Lantas, Rizal Ramli mengatakan ada politik balas budi dari hubungan kedekatan itu.

Dirinya juga tampak menyindir Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga yang turut hadir dalam acara tersebut.

"Saya kira memang Pak Jokowi hubungannya dekat dengan Pak Ahok, mungkin ada utang budi atau apa, daripada ribut-ribut tunjuk saja jadi dubes, tidak jadi masalah," terang Rizal Ramli.

"Tapi cara profesional yang top, itu banyak anak muda yang hebat-hebat, bahkan Arya saja saya rasa lebih bagus jadi eksekutif daripada juru bicara," imbuhnya.

"Capek bang," jawab Arya Sinulingga.

Lebih lanjut, Rizal Ramli menilai Arya Sinulingga lebih cocok di bagian eksekutif ketimbang jadi juru bicara Menteri BUMN, Erick Thohir.

"Dia (Arya Sinulingga) buktikan, dia konsolidasi TV berapa biji, programming, dan macem-macem, dia streamline, dia bisa kok, menurut saya dia lebih bagus jadi eksekutif daripada juru bicara," urai Rizal Ramli.

"Capek bang jadi eksekutif," balas Arya Sinulingga sembari tertawa.

Setelah itu, presenter tvOne menanyakan pada Rizal Ramli soal posisi yang cocok bagi Ahok di BUMN.

Alih-alih memberikan jawaban soal posisi di BUMN, Rizal Ramli justru memberikan jawaban berbeda.

"Seperti saya katakan, paling ideal kalau Mas Ahok itu jadi presiden direktur atau preskom dari Podomoro, gitu aja repot," kata Rizal Ramli.

Mendengar hal itu, Arya Sinulingga langsung memberikan respons dan menilai Rizal Ramli sedang bercanda.

"Abang ini bercandanya, itu bercandanya itu," ujar Arya Sinulingga.

Lantas, Arya Sinulingga memberikan pendapatnya soal sosok Ahok.

"Enggak lah, kita lihat buktinya sampai banyak yang mendukung Pak Ahok. Di kalangan market juga banyak yang mendukung itu, di kalangan perusahan juga positif," beber dia.

Arya Sinulingga juga membantah soal pernyataan Rizal Ramli terkait balas budi.

"Orang seperti Pak Ahok ini dibutuhkan, jadi ini bukan soal balas budi. Jadi kalau tadi bang Rizal bahwa didubeskan saja, justru itu yang balas budi."

"Justru kita ingin memanfaatkan kemampuan Pak Ahok, komitmen Pak Ahok itu untuk membangun transparansi, untuk membenahi BUMN," tandas dia.

Lihat videonya mulai menit 25:00:


Sebelumnya, Ahok dikabarkan akan menempati posisi sebagai pejabat perusahaan BUMN.

Namun, hingga kini belum diketahui pasti BUMN mana yang akan jadi tempat Ahok bekerja.

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut kepastian posisi Ahok di pucuk pimpinan BUMN akan terjawab awal Desember.

"Awal Desember," kata Erick, Kamis (14/11/2019) seperti dikutip dari Kompas.com.

Erick juga membeberkan alasannya memilih Ahok untuk bergabung ke BUMN.

Menurutnya, Ahok adalah sosok pendobrak yang dibutuhkan perusahaan pelat merah.

"BUMN dengan 142 perusahaan kita butuh figur yang bisa jadi pendobrak. Enggak mungkin 142 perusahaan dipegang satu orang. Kita harapkan ada perwakilan-perwakilan yang memang punya track record pendobrak," ungkap Erick.

Erick juga menilai Ahok sebagai sosok yang konsisten dan memiliki rekam jejak yang baik.

Ia yakin Ahok bisa mempercepat kerja BUMN sesuai dengan hal-hal yang sudah diarahkan Presiden Jokowi.

"Yaitu satu, bagaimana menekan daripada energi. Juga bersama membuka lapangan kerja dengan cara berpartner," kata dia.

Namun, saat ditanya apakah Ahok akan memimpin BUMN yang bergerak di sektor energi, Erick belum mau buka-bukaan.

Ia juga enggan menjawab apakah Ahok akan mengisi posisi direksi atau komisaris.

"Belum tahu, nanti kita lihat," ucapnya.

Kata Jokowi

Presiden Jokowi menyebut, Ahok bisa menjadi komisaris ataupun direksi di perusahaan BUMN.

Menurut Jokowi, semuanya masih tergantung pada proses seleksi yang tengah dilakukan.

"Bisa dua-duanya. Ini pakai proses seleksi. Masih dalam proses," kata Jokowi, Kamis (14/11/2019) dikutip dari Kompas.com.

Saat ditanya apakah munculnya nama Ahok merupakan rekomendasi dari dirinya, Jokowi juga tak menjawab tegas.

Kendati demikian, Jokowi menyatakan bahwa ia tahu persis bagaimana kinerja bekas rekan kerjanya itu.

Jokowi dan Ahok memang pernah berduet menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI sebelum akhirnya Jokowi terpilih sebagai presiden.

"Kita tahu kinerjanya. Nanti penempatannya di mana, itu proses seleksi yang ada di Kementerian BUMN," ujar Jokowi.

Kata Pengamat Politik

Pengamat politik dan peneliti dari LIPI, Lucky Sandra sayangkan jika Ahok hanya ditempatkan pada jabatan komisaris.

Sandra mengatakan pada jabatan tersebut, ia memperkirakan Ahok tidak akan mampu berbuat banyak demi pemberantasan mafia di BUMN.

Dikutip TribunWow.com dari BBC News Indonesia, Kamis (14/11/2019), Lucky mengatakan dirinya tidak ingin Ahok hanya menjadi pajangan di BUMN.

"Saya harap Ahok tidak hanya menjadi pajangan. Kalau (menduduki jabatan) komisaris, dia tidak bisa berbuat apa-apa," kata pengamat politik dan peneliti dari LIPI, Lucky Sandra kepada BBC News Indonesia, Kamis (14/11).

Sandra merasa Ahok perlu ditempatkan di posisi yang lebih strategis dari komisaris agar mampu bergerak leluasa dalam menangani korupsi dan permasalahan lainnya.

"Karena ada mafia yang kuat di situ, persoalan korupsi atau carut-marut, saya rasa pemerintah harus memikirkan posisi yang tepat dan strategis untuk Ahok, sehingga dia bisa bergerak lebih leluasa," ujarnya.

"Saya harap Ahok dapat posisi lebih tinggi," kata Sandra.

Sandra berpendapat diperlukan orang seperti Ahok untuk membenahi BUMN yang sering disebut memiliki banyak masalah seperti korupsi.

"Saya kira perlu orang seperti Ahok yang sangat keras," ujarnya.

Ia juga berpesan kepada Jokowi agar tidak menggubris perkataan orang-orang disekitarnya yang menolak Ahok masuk ke BUMN.

"Tidak waktunya bagi seorang Jokowi untuk terikat penentangan orang-orang yang tidak suka atas pilihannya atas Ahok," katanya.

Berdasarkan analisanya, Sandra mengatakan pengangkatan Ahok ke BUMN adalah cara Jokowi untuk mempertahankan Ahok agar tidak direbut lawan politiknya.

"Ini salah-satu cara untuk mengikat Ahok agar tidak 'kemana-mana'," kata Sandra. [tnc]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: