logo
×

Senin, 23 Desember 2019

Kelakuan Pengendara di Tol Layang, Pipis hingga Masuk Bahu Jalan

Kelakuan Pengendara di Tol Layang, Pipis hingga Masuk Bahu Jalan

DEMOKRASI.CO.ID - Tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) sudah dibuka untuk umum. Banyak pengendara yang penasaran ingin lewat tol layang Japek.

Akhir kemarin, saat puncaknya lalu lintas libur Natal dan Tahun Baru, tol layang Japek dipenuhi pengendara. Bahkan, tol layang Japek sempat mengalami kemacetan.

Namun, di tengah kemacetan tol layang Japek tersebut ada beberapa pengendara yang melakukan hal di luar yang tak wajar. Kelakuan pengendara di tol layang Japek saat macet kemarin mulai dari ada yang pipis saat bermacet-macetan sampai banyak pengendara yang lewat bahu jalan.

Tol layang Japek memang cukup panjang dan menjadi tol layang terpanjang di Indonesia. Tol layang ini mencakup jarak 36,4 km. Sepanjang tol layang Japek tak ada tempat peristirahatan, toilet, atau SPBU. Jadi, pengendara sebaiknya mempersiapkan segala halnya sebelum lewat tol layang Japek.

Berikut kelakuan pengendara di tol layang Japek saat macet.

Pipis Saat Macet

Hari Sabtu kemarin tol layang Japek sempat macet. Rupanya ada yang tak bisa menahan pipis saat bermacet-macetan di tol layang Japek. Hal itu terekam dalam video yang diunggah channel YouTube Bang Koboi.

"Kita lihat ada yang pipis di atas tol layang. Tadi kan saya bilang jangan sampai kebelet pipis karena nggak ada rest area," kata pemilik channel YouTube tersebut yang dikenal dengan sapaan Bang Koboi dalam video.



"Kejadian kemarin (Sabtu 21/12/2019) siang," kata Bang Koboi kepada detikcom.

Untuk diingat kembali, di atas tol layang memang tidak ada rest area. Kalau berkendara dari arah Jakarta menuju Cikampek, rest area terdekat yang bisa dijangkau jika lewat tol layang tersebut adalah di kilometer 50. Dan untuk arah sebaliknya, dari Cikampek menuju Jakarta arah Cawang, rest area terdekat ada di kilometer 06.

Pengendara Pipis Sembarangan di Tol Layang Japek Disebut Kampungan

Dikatakan instruktur dan founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu, perilaku kencing sembarangan adalah tindakan kampungan. "Ada beberapa titik yang macet. Lebih-lebih di tengah perjalanan ada yang kencing, ada yang (mobilnya) mogok, ada yang pecah ban. Yang kencing itu kampungan sekali," kata Jusri kepada detikcom, Minggu (22/12/2019).

Menurut Jusri, sebelum melintasi jalan tol layang Japek, sebaiknya pengendara mobil sudah menyiapkan segala sesuatunya. Baik kendaraannya maupun penumpangnya.

"Kalau kejadian kencing di pinggir jalan, artinya persiapannya nggak ada. Padahal mau lewat Japek itu segalanya harus siap, orang juga harus siap. Jangan naik ke atas nggak ada bensin. Jangan ke atas mobil cenderung overheating. Jangan naik ke atas, belum kencing atau kebelet. Apa yang terjadi kalau kayak gini? Kan jadi tontonan, jadi bulian orang," terang Jusri.

Untuk mengantisipasinya, menurut Jusri, pengemudi juga harus mempersiapkan botol kosong supaya tidak kencing sembarangan di pinggir jalan tol. Tidak melulu mengingatkan para pengguna jalan, Jusri juga mengimbau kepada pemerintah untuk menyiapkan tim yang bisa merespons kebutuhan-kebutuhan tersebut.

"Karena ketidakdisiplinan pengguna jalan raya, pemerintah pun tidak bisa membiarkannya. Jadi kalau untuk mencegah bensin habis atau orang yang kebelet karena kemacetan parah, maka pemerintah siap-siap, menyiapkan tim ERT (Emergency Response Team) yang bisa mengakomodir kebutuhan tersebut. Misalnya ada perempuan (mau) kencing, pakai kain deh tutup, terus kencing di situ," ujarnya.

Banyak yang Lewat Bahu Jalan


Tol layang Jakarta-Cikampek (Japek) punya desain 4 lajur, dua lajur dari arah Cikunir ke Karawang dan dua lajur dari arah Karawang ke Cikunir. Meski aturannya sudah jelas, masih ada saja pengendara yang melanggar, dengan melintasi bahu jalan.

Seperti amatan repoter detikcom Gusti Alhaki, pada Sabtu (21/12/2019), lajur tol layang Japek, dari arah Cikunir ke Karawang (km 40) yang seharusnya dua lajur, tiba-tiba menjadi tiga lajur. Sebabnya, banyak pengendara mobil yang memaksa lewat bahu jalan.

Perilaku tersebut jelas melanggar peraturan dan menimbulkan kemacetan. "Bahu jalan hanya untuk kondisi darurat saja, jika terjadi kendaraan mogok," kata praktisi Defensive Driving, Andry Berlianto, kepada detikcom.

Menurut Andry, penggunaan bahu jalan untuk berkendara juga rentan menyulut emosi pengemudi lain. "Karena praktis di ujung jalan akan kembali ke lajur semula, yang ada di bahu jalan bisa dianggap merampas lajur lain," ujarnya.

"Maka itu, tunjukkan kualitas pengemudi yang bisa tertib dan beradab terhadap semua peraturan lalu lintas yang berlaku, termasuk soal pemilihan lajur jalan," pungkasnya.

Yang Perlu Dilakukan saat Terjebak Macet di Tol Layang

Bagi detikers yang memiliki rencana untuk mengakses tol layang Japek, sebaiknya melakukan persiapan lebih matang untuk menghadapi kemungkinan mengalami kemacetan.

"Biasanya tidak hanya pengemudi yang mengalami stres, tapi juga penumpang, terutama anak-anak kecil. Oleh karena itu, lakukan persiapan sebelum menemui situasi seperti ini," terang Jusri.

Jusri menyarankan kepada pengguna mobil agar tetap tenang, seandainya mengalami situasi kemacetan yang panjang di tol layang.

"Ketika kita terjebak sebagai pengemudi, santai saja. Misalnya dengan cara mendengarkan musik favorit. Lalu untuk anak-anak supaya nggak rewel, di dalam kabin penumpang usahakan dibuat nyaman. Jangan dimasukin ada buah durian, tikar, dan segala macam, yang membuat ruangan dalam mobil jadi tidak nyaman untuk anak kecil. Ini akan membuat stres," lanjut Jusri.

Jika pengemudi tidak tenang dalam menghadapi macet, itu akan membahayakan, karena bisa menimbulkan stres. Kata Jusri, stres akan membuat badan pengemudi dan penumpang dalam mobil sangat letih. Jadi selain stamina drop, otak juga stres.

"Dan untuk menghadapi kemacetan, logistik (makanan dan minuman) juga perlu dipersiapkan pengemudi dan penumpangnya. Lebih-lebih kaum wanita dan penumpang anak kecil," pungkasnya.

Jangan Lewat Tol Layang Kalau Masih Ragu

Dijelaskan Andry Berlianto, para pengendara yang hendak melewati tol layang Japek untuk menuju ke Bandung, Jawa Tengah, atau Jawa Timur, hendaknya selalu mengikuti perkembangan terbaru soal kondisi lalu lintas di tol layang ini. Andry mengatakan, jika pengendara mobil masih ragu lewat tol layang yang minim pintu exit dan tanpa rest area itu, sebaiknya jangan melintasinya.

"Terus up to date tentang perkembangan jalur jalan. Jika ragu dengan keamanannya, gunakan jalur biasa saja (lewat bawah)," kata Andri kepada detikcom, belum lama ini.

Namun jika Anda sudah membulatkan tekad untuk lewat tol layang Japek, sebaiknya persiapkan beberapa hal.

"Pertama persiapkan kesehatan individu, penumpang, hingga kendaraan, karena ruas jalan relatif baru," kata Andri.

Khusus untuk mobil yang akan digunakan, kata Andry harus lebih diperhatikan. Utamanya, adalah kondisi tekanan ban hingga kondisi mesin agar selalu dalam kondisi terbaik.

"Karena kita belum tahu, apakah ada bantuan yang stand by sepanjang rute baru tersebut," jelasnya.

Andry juga memberi saran supaya pengendara mobil tetap waspada dan menjaga kecepatan berkendara sesuai rambu-rambu yang ada.

"Sebab di atas jalan layang biasanya akan ada efek angin samping (side wind) yang harus di waspadai," terangnya lagi.

Selain itu, pengendara mobil perlu membawa bekal yang cukup, karena kemungkinan besar tidak akan ada rest area sepanjang tol layang Jakarta-Cikampek.

"Dan berkendaralah beramai-ramai (ditemani penumpang lain), untuk mengantisipasi efek lelah hingga kantuk," saran Andry.[dtk]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: