DEMOKRASI.CO.ID - Tidak lama lagi masa hukuman musisi Ahmad Dhani akan berakhir. Menurut jadwal, pria kelahiran Surabaya, 26 Mei 1972, ini keluar dari LP Cipinang pada hari Senin (30/12) pekan depan.
Hari Senin lalu (23/12), bersama aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak) Lieus Sungkharisma, saya berkunjung ke LP Cipinang membesuk Dhani.
Ini adalah kali kedua saya membesuknya di LP Cipinang.
Kunjungan pertama di bulan Februari lalu saat ia akan dipindahkan ke LP Medaeng di Sidoarjo, Jawa Timur.
Ahmad Dhani dipindahkan ke Surabaya untuk menjalani persidangan kasus “vlog idiot” di PN Surabaya. Untuk kasus ini, ia divonis 1 tahun penjara.
Adapun kasus pertama pentolan Dewa 19 ini terkait dengan twitnya melalui akun @AHMADDHANIPRAST. Untuk kasus di Jakarta ini, Ahmad Dhani dihukum 1,5 tahun penjara yang kemudian menyusut menjadi satu tahun penjara.
Terhadap kedua kasus dilakukan apa yang disebut sebagai penggabungan atau akumulasi yang dalam bahasa hukum disebut concurcus realis. Ini merujuk pada lebih dari satu tindak pidana yang dilakukan oleh orang yang sama.
Kedua kasus ini sudah inkrah atau berkekuatan hukum tetap.
Dibandingkan dengan saat pertama saya menjenguknya, hari Senin kemarin Ahmad Dhani tampak jauh lebih rileks. Wajahnya lebih segar dan cerah.
Mengenakan kasos hitam dan celana pendek yang juga berwarna hitam, Ahmad Dhani menerima tamu di lantai dua, di sebuah ruangan yang biasanya digunakan sebagai gym.
Sang istri, Mulan Jameela, bersama Safeea Ahmad, satu dari dua anak hasil perkawinan Ahmad Dhani dan Mulan Jameela, juga ada di ruangan itu, selain beberapa kerabat dan Ustad Buchory Muslim.
Ahmad Dhani tak banyak bercerita tentang kasusnya. Yang sudah, ya sudahlah, kata dia.
Kini ia sibuk menata berbagai kegiatan yang sudah menunggunya setelah keluar dari LP Cipinang.
Jadwal konser sudah banyak, teramat banyak bahkan. Dia perlu siapkan energi ekstra untuk itu.
Ahmad Dhani juga akan mendatangi sejumlah tokoh nasional. Namun ia belum menyebut siapa saja yang akan dikunjunginya.
Ahmad Dhani kini suka paprika. Dia kerap memesan nasi goreng dengan paprika yang banyak.
“Tidak pedas, dan rasanya enak,” ujar Ahmad Dhani.
Paprika yang dalam bahasa Latin disebut Capsicum annuum adalah tanaman asli Meksiko. Ia dibawa ke Eropa oleh petualang Spanyol, Christoper Columbus di akhir abad ke-15 silam.
Sering kepada kerabat yang menjenguknya, Ahmad Dhani minta dibawakan paprika dalam jumlah banyak.
Ada satu hal khusus yang sedang dikerjakan Ahmad Dhani setelah ia menghirup udara bebas nanti.
Dia mengatakannya dengan tiba-tiba.
“Saya akan menulis buku sejarah nasional Indonesia,” ujarnya.
Saya dan Lieus berpandang-pandangan.
Lalu Dhani menjelaskan isi buku sejarah yang sedang dikerjakannya itu.
Tidak pas rasanya apabila saya jelaskan disini. Kita tunggu saja nanti.[rmol]