logo
×

Rabu, 15 Januari 2020

Heboh Kerajaan di Purworejo, HNW: Pengalihan Isu Apalagi Nih?

Heboh Kerajaan di Purworejo, HNW: Pengalihan Isu Apalagi Nih?

DEMOKRASI.CO.ID - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) turut mengomentari soal adanya Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. Menurutnya, heboh pemberitaan tersebut hanya untuk mengalihkan isu korupsi di tubuh perusahaan BUMN dan juga masalah-masalah lainnya.

HNW sempat bertanya ketika membaca sebuah artikel menceritakan ada kerajaan baru yang dibangun oleh suami istri di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Meski menganggap sebagai pengalihan isu, namun menurutnya tidak akan efektif.

"Pengalihan isu apa lagi nih? Tapi enggak akan laku," kata HNW melalui akun Twitternya @hnurwahid pada Selasa (14/1/2020).

Meski begitu HNW menilai masyarakat Indonesia tidak akan menelan mentah-mentah akan adanya isu tersebut. Kata Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PKS tersebut, masyarakat sudah lebih pintar melihat saat ini ada masalah yang lebih penting untuk dikawal.

Ia menyebut masyarakat akan tetap fokus mengawal soal praktik korupsi yang terjadi di Jiwasraya dan PT Asabri, masalah BPJS yang belum juga terselesaikan hingga soal kapal milik China yang masuk ke wilayah Zona Ekonomi Eksekutif (ZEE) di perairan Natuna.

"Warga yang berakal sehat dan cinta NKRI akan makin fokus kawal penanganan kasus-kasus korupsi triliunan (Jiwasraya, Asabri, Pelindo dll), BPJS, OTT KPK, dan keutuhan atau kedaulatan NKRI terkait Natuna dan Papua," tuturnya.


Sebelumnya diberitakan, warga Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, digegerkan oleh kemunculkan orang yang mengaku sebagai pemimpin Kerajaan Agung Sejagat alias KAS.

Tidak main-main, mereka juga bahkan mengklaim memunyai keraton yang kekinian belum selesai dibangun oleh para pekerja di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan.

Adalah Totok Santosa Hadiningrat alias Sinuhun bersama istrinya, Dyah Gitarja alias Kanjeng Ratu yang mendaulat diri sebagai raja dan ratu KAS.

"Kami muncul menunaikan janji 500 tahun runtuhnya kerjaan Majapahit pada tahun 1518," kata Totok yang mengklaim diri sebagai Rangkai Mataram Agung dalam jumpa pers di ruang sidang "keraton", Minggu (12/1/2020).

Totok juga mengklaim kekinian jumlah pengikutnya semakin banyak, yakni 425 orang. Mereka juga melakukan kirab berkeliling kampung.

Ia menuturkan, kekuasaan kerajaannya mencakup seluruh dunia, sehingga ia berhak mengubah sistem politik global. [suara.com]
Follow
Terkoneksi dengan berbagai Sosial Media kami agar tetap terhubung dan mengetahui Informasi terkini.
Jangan Lupa Subscribe YouTube DEMOKRASI News: