DEMOKRASI.CO.ID - Tiongkok tak hanya bersedih setelah hingga Sabtu (1/2), 259 warganya meninggal dunia akibat wabah virus korona jenis baru atau 2019-nCoV. Negeri Tirai Bambu itu juga mengalami kerugian dalam hal industri pariwisata termasuk di dalamnya kuliner dan industri film. Maklum saja, jumlah wisatawan asing yang datang ke Tiongkok menurun drastis setelah virus korona merebak.
Seperti diketahui, sejumlah maskapai penerbangan beberapa negara di dunia memutuskan menangguhkan sementara penerbangan ke Tiongkok. Selain itu, industri film di sana juga sedang off setelah pemerintah menutup sejumlah bioskop. Terlebih, salah satu kota yang menjadi awal mula wabah virus korona yakni Wuhan, masih diisolasi.
Dilansir dari Caixin Global, industri pariwisata, film, dan kuliner di Tiongkok mengalami kerugian hampir 1 triliun yuan (sekitar Rp 2 kuadriliun) akibat virus korona. Beberapa pengamat ekonomi di Tiongkok memperkirakan angka kerugian itu muncul dalam rentang usaha selama tujuh hari libur kerja Tahun Baru Imlek pada 24-30 Januari 2020.
“Angka penjualan makanan di restoran dan toko ritel dalam tujuh hari libur Imlek baru mencapai 1 triliun yuan (sekitar Rp 1.970 triliun). Nilai penjualan sektor ini saja diperkirakan baru bisa meraih pendapatan separuhnya dari tahun kemarin,” sebut Ren Zeping, analis sekaligus Direktor Evergrande Think Tank.
Sementara itu, seorang manajer restoran di Guangzhou, Provinsi Guangdong, mengaku bisa mendapatkan 500.000 yuan (sekitar Rp 985 juta) per hari pada Libur Imlek tahun-tahun sebelumnya. Namun, tahun ini malah merugi jutaan yuan.
Bahkan, manajemen Haidilao International Holding yang memiliki waralaba terbesar di Tiongkok, justru menutup semua gerainya sejak Jumat (31/1). Hingga Juni tahun lalu, Haidilao yang menyuguhkan kuliner daging segar itu mengoperasikan 550 unit restoran di 116 kota di Tiongkok.
Imbauan untuk menghindari terinfeksi 2019-nCoV di antaranya tidak mengonsumsi daging setengah matang. Hal itu jelas secara langsung turut mengurangi omzet restoran Hotpot atau Huoguo yang dimiliki Haidilao. Sementara itu, Jiumaojiu Group, operator restoran yang terdaftar di Hongkong, akan menutup lebih dari 300 gerainya hingga 9 Februari 2020.
Industri pariwisata dan film jelas yang paling terkena imbas setelah semua objek wisata dan gedung bioskop di Tiongkok ditutup untuk mencegah meluasnya wabah virus korona.
Sebagai perbandingan, selama tujuh hari libur Imlek tahun lalu, sektor pariwisata di Tiongkok meraup 513,9 miliar yuan (sekitar Rp 1.000 triliun). Sedangkan industri film lewat pemutarannya di bioskop-bioskop meraup 5,9 miliar yuan (sekitar Rp 11,6 triliun). Pendapatan sektor pariwisata, kuliner, dan perfilman pada musim libur Hari Raya Imlek telah memberikan kontribusi sekitar 7 persen GDP Tiongkok pada semester pertama 2019.