DEMOKRASI.CO.ID - Sebuah peristiwa menarik terjadi saat peluncuran Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di Grand City Surabaya, Jumat (31/1/2020). Saat itu, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Mahmudin mendoakan Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian menjadi Presiden Republik Indonesia 2024-2029.
"Pada 2010, saya melihat beliau (Tito) di TV. Anak ini kok cerdas sekali. Saya tanya dari mana, ternyata dia dari Palembang, saya tanya murid saya, 'Eh, kamu kenal ndak?' (Dijawab) 'Kenal, dia orang hebat. Pasti suatu saat tahun 2022 beliau akan jadi Kapolri'. Ternyata lebih cepat, 2016 beliau sudah jadi Kapolri dan sekarang jadi Mendagri. 2024 mudah-mudahan jadi presiden," kata Mahfud seperti dilansir detik.com.
Tidak hanya itu, Mahfud juga mendoakan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi wakil presiden pendamping Tito.
"Sama, Bu Khofifah juga pekerja keras. Junior saya di politik, terutama kami sama-sama di Partai PKB. Beliau sudah jadi menteri dua kali, tapi masih mau jadi gubernur," ujar Mahfud. "Mudah-mudahan nanti kalau Pak Tito jadi presiden, Bu Khofifah wakilnya," lanjutnya.
Ditemui selepas acara, Tito dan Khofifah menjawab normatif doa Mahfud. Menurut Tito, fokus saat ini adalah menjalankan amanah yang diberikan oleh Allah SWT.
"Itu kan pendapat beliau. Kita aminkan saja. Gitu ya. Tapi saya dengan Bu Khofifah yakin kami berdua tetap berfokus pada amanah yang diberikan Allah SWT. Kita bekerja sebaik-baiknya. Mendagri kerja sebaik-baiknya, Ibu (Khofifah) sebagai gubernur. Saat ini untuk kepentingan rakyat, masalah apa ke depan itu urusan Allah SWT," katanya.
Secara terpisah, Khofifah enggan menanggapi doa Mahfud Md yang menyebut dirinya cocok menjadi Wakil Presiden RI pada 2024.
"Sampun-sampun (sudah sudah)," ujar Khofifah sambil bergegas meninggalkan lokasi.
Lalu, bagaimana tanggapan partai politik perihal doa Mahfud?
"Ya kalau orang mendoakan boleh dong. Jadi ya setiap orang berkesempatan menduduki jabatan pemimpin tertinggi, ya, silakan-silakan saja," kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Sabtu (1/2/2020).
"Tapi, menurut saya, lebih baik kita semua fokus dululah menghadapi persoalan-persoalan negara, gitu ya. Kan pemerintahan Jokowi juga baru 100 hari," imbuhnya seperti dikutip detik.com, Minggu (2/2/2020).
Sementara itu, Juru Bicara Partai Gerakan Indonesia Raya Habiburokhman mengingatkan pilpres masih lama.
"Saya pikir, ya, Belanda masih jauh," kata. Artinya, Pemilu 2024 itu kan masih lama, ya. Kami nggak mau terburu-buru merespons pernyataan terkait kepemiluan. Biasa saja. Silakan (bicara capres), itu haknya beliau (Mahfud), ya. Kami juga ndak mau ribet, ya," ujarnya dilansir detik.com, Minggu (2/2/2020).
"Kalau kami sendiri, Partai Gerindra, fokus, ya, melaksanakan fungsi kami, baik di parlemen maupun di dua kementerian, bagaimana keberadaan kami bisa bermanfaat semaksimal mungkin buat umat," ucap Habiburokhman. [cnbc]